Popular Posts

Showing posts with label Inspirasi / INSPIRATION. Show all posts
Showing posts with label Inspirasi / INSPIRATION. Show all posts

Thursday, December 24, 2015

Laba-Laba, Lebah, dan Semut

Coba rusak jaring laba-laba dan dengan segera dibuat lagi.

Ambil madu lebah maka dengan cepat mereka buat sarang baru yang menghasilkan madu.

Coba hancurkan rumah semut maka dalam waktu singkat mereka akan sibuk menuntaskannya.

Laba-laba, lebah, dan semut memberikan inspirasi kepada kita tentang bagaimana menghadapi kerasnya kehidupan ini dengan satu tekad : " PANTANG MENYERAH " dan "
MULAILAH BANGKIT !! ".

Jangan pernah menyerah jika sedang berusaha meraih impian. Tidak ada alasan untuk menyerah. Orang yang gagal selalu mencari-cari alasan, tapi orang yang berhasil selalu mencari jalan.

Tahukah bahwa kita berhasil dalam hidup ini tidak hanya sekedar berada pada tempat dan waktu yang tepat, tapi juga berada pada waktu dan tempat yang salah, namun tidak pernah menyerah.

Kita boleh saja memiliki impian yang besar. Tapi tanpa semangat, kerja keras, ketabahan hati, tahan uji, pantang menyerah, maka impian itu hanyalah sebuah fantasy atau khayalan belaka.

Kita tak akan pernah melihat impian itu menjadi nyata dalam hidup ini.
Kita hanya bisa menikamati impian dalam pikiran atau imajinasi saja.

Ketika putus asa, ragu, lelah, atau hampir diambang kegagalan, ingatlah kembali akan impian yang ingin diraih. Impian itu akan menjadi sumber inspirasi yang akan selalu menguatkan kita dan memberi sebuah motivasi yang besar.

Hidup ini memang keras tetapi bukan berarti harus menyerah begitu saja tanpa mencoba cara yang lain. Biarlah kesuksesan yang ditemukan pada diri prang lain menjadi cambuk untuk kita bangkit kembali. Kalau mereka bisa berhasil kenapa kita tidak bisa seperti mereka.

JANGAN PERNAH MENYERAH SAHABAT !!

TERUSLAH BERJUANG...

IT`S A LIFE, YOUR LIFE, MY LIFE, OUR LIFE...

Anak Yang Cacat

Seorang Ibu sangat gembira ketika menerima telegram dari anaknya yang telah bertahun-tahun menghilang. Apalagi ia adalah anak satu-satunya. Maklumlah anak tersebut pergi ditugaskan perang ke Vietnam pada 4 tahun yang lampau dan sejak 3 tahun yang terakhir, orang tuanya tidak pernah menerima kabar lagi dari putera tunggalnya tersebut. Sehingga diduga bahwa anaknya gugur di medan perang. Anda bisa membayangkan betapa bahagianya perasaan Ibu tersebut. Dalam telegram tersebut tercantum bahwa anaknya akan pulang besok.

Esok harinya telah disiapkan segalanya untuk menyambut kedatangan putera tunggal kesayangannya, bahkan pada malam harinya akan diadakan pesta khusus untuk dia, dimana seluruh anggota keluarga maupun rekan-rekan bisnis dari suaminya diundang semua. Maklumlah suaminya adalah Direktur Bank Besar yang terkenal diseluruh ibukota.

Siang harinya si Ibu menerima telepon dari anaknya yang sudah berada di airport.

Si Anak: “Bu bolehkah saya membawa kawan baik saya?”

Ibu: “Oh sudah tentu, rumah kita besar dan kamarpun cukup banyak, bawa saja, jangan segan-segan bawalah!”

Si Anak: “Tetapi kawan saya adalah seorang cacat, karena korban perang di Vietnam.”

Ibu: “……oooh tidak jadi masalah, bolehkah saya tahu, bagian mana yang cacat?” – nada suaranya sudah agak menurun

Si Anak: “Ia kehilangan tangan kanan dan kedua kakinya!”

Si Ibu dengan nada agak terpaksa, karena si Ibu tidak mau mengecewakan anaknya: “Asal hanya untuk beberapa hari saja, saya kira tidak jadi masalah..”

Si Anak: “…tetapi masih ada satu hal lagi yang harus saya ceritakan sama Ibu, kawan saya itu wajahnya juga rusak.. begitu juga kulitnya, karena sebagian besar hangus terbakar, maklumlah pada saat ia mau menolong kawannya ia menginjak ranjau, sehingga bukan tangan dan kakinya saja yang hancur melainkan seluruh wajah dan tubuhnya turut terbakar!”

Si Ibu dengan nada kecewa dan kesal: “Nak, lain kali saja kawanmu itu diundang ke rumah kita, untuk sementara suruh saja tinggal di hotel, kalau perlu biar ibu yang bayar nanti biaya penginapannya..”

Si Anak: “…tetap ia adalah kawan baik saya Bu, saya tidak ingin pisah dari dia!”

Si Ibu: “Coba renungkan nak, ayah kamu adalah seorang konglomerat yang ternama dan kita sering kedatangan tamu para pejabat tinggi maupun orang-orang penting yang berkunjung ke rumah kita, apalagi nanti malam kita akan mengadakan perjamuan malam bahkan akan dihadiri oleh seorang menteri, apa kata mereka apabila mereka nanti melihat seorang anak dengan tubuh yang cacat dan wajah yang rusak. Bagaimana pandangan umum dan bagaimana lingkungan bisa menerima kita nanti? Apakah tidak akan menurunkan martabat kita bahkan jangan-jangan nanti bisa merusak citra binis usaha dari ayahmu nanti.”

Tanpa ada jawaban lebih lanjut dari anaknya telepon diputuskan dan ditutup.

Orang tua dari kedua anak tersebut maupun para tamu menunggu hingga jauh malam ternyata anak tersebut tidak pulang, ibunya mengira anaknya marah, karena tersinggung, disebabkan temannya tidak boleh datang berkunjung ke rumah mereka.

Jam tiga subuh pagi, mereka mendapat telepon dari rumah sakit, agar mereka segera datang ke sana, karena harus mengidetifitaskan mayat dari orang yang bunuh diri. Mayat dari seorang pemuda bekas tentara Vietnam, yang telah kehilangan tangan dan kedua kakinya dan wajahnyapun telah rusak karena kebakar. Tadinya mereka mengira bahwa itu adalah tubuh dari teman anaknya, tetapi kenyataannya pemuda tersebut adalah anaknya sendiri! Untuk membela nama dan status akhirnya mereka kehilangan putera tunggalnya!

Kita akan menilai bahwa orang tua dari anak tersebut kejam dan hanya mementingkan nama dan status mereka saja, tetapi bagaimana dengan diri kita sendiri? Apakah kita lain dari mereka?

Apakah Anda masih tetap mau berkawan:
……. dengan orang cacat?
……..yang bukan karena cacat tubuh saja?
……. tetapi cacat mental atau
……..cacat status atau cacat nama atau
……..cacat latar belakang kehidupannya?

Apakah Anda masih tetap mau berkawan dengan orang
…….yang jatuh miskin?
…… yang kena penyakit AIDS?
…….yang bekas pelacur?
…….yang tidak punya rumah lagi?
…….yang pemabuk?
…….yang pencandu?
…….yang berlainan agama?

Renungkanlah jawabannya hanya Anda dan Tuhan saja yang mengetahunya. Dan yang paling penting adalah “SIKAP” kita dalam memandang suatu hal harus kita ubah menjadi yang lebih baik atau lebih positif. Karena dengan sikap positif secara otomatis akan menumbuhkan sikap rendah hati, peduli terhadap orang lain dan tentunya hal-hal lain yang lebih baik.

Thursday, December 17, 2015

Keberhasilan Adalah Permainan Hubungan

Ada yang bilang kalau keberhasilan adalah permainan hubungan (success is relationship game). Hasil penelitian DR Thomas Harrell menunjukan betapa dekat korelasi antara 'hubungan' dan 'keberhasilan'. Mantan profesor Standord University ini pernah meneliti ratutas alumni yang bergelar MBA, ia menemukan bahwa nilai tidak terlalu menentukan keberhasilan para alumni dalam dunia usaha. Alumi yang berhasil dalam usaha dan bekerja dengan gaji yang tinggi adalah mereka yang pintar dalam berkomunikasi dan bersosialisasi.

Sekali lagi, hasil penelitian ini meneguhkan pendapat "the quality of your life is the quality of your relationship". Kualitas hidup ini sangat tergantung dari kualitas hubungan. Ini benar dalam dunia usaha, pelayanan, pernikahan dan pekerjaan.

Beberapa hal berikut ini sangat penting untuk diperhatikan dalam hal membangun dan mengelola hubungan. 'Be genuine', mulailah setiap hubungan dengan kemurnian hati, tulus dan tidak pamrih. Hubungan yang baik bisa putus dan hancur berantakan manakala ada 'udang dibalik batu'. Jika persahabatan dimotivasi pamrih dan rasa ingin memanfaatkan, hubungan tidak akan bertahan lama. Allah mengirimkan banyak sahabat dari berbagai negara, dengan sebuah maksud ilahi. Ingatlah bahwa orang-orang yang Tuhan kirim dalam hidup kita adalah 'utusan Tuhan'.

Mereka diijinkan datang dalam kehidupan supaya kita mampu menyelesaikan amanat-Nya dan menjalani rencana-Nya. Perlakukanlah sahabat Anda sebagai tamu ilahi yang istimewa.

Hal kedua yang sangat penting dalam memelihara persahabatan adalah "tidak memandang muka". Jangan pikir karena ia datang dengan mobil limosin maka ia harus diperlakukan lebih istimewa dari pada mereka yang naik becak. Sikap memandang muka merupakan pelecehan terhadap kebesaran karya Allah di dalam dunia. Pernahkan Anda sakit hati karena kehadiran Anda tidak dianggap oleh tuan rumah? Pernahkah Anda merasa tidak 'dimanusiakan' oleh pimpinan Anda? Bagaimana rasanya diabaikan dan tidak dipedulikan? Pasti menyakitkan. Ini bukan asal bicara, aku pernah mengalaminya. Menunggu di bawah pohon mangga berjam-jam tanpa diberi kepastian untuk ditemui. Apakah warna kulit, status pendidikan atau kasta harus memisahkan persahabatan? Ingatlah lagu pujian yang mengatakan bahwa Allah tidak memandang muka, dan tidak melihat harta.

Ketiga berusahalah memberi nilai plus dalam setiap persahabatan. Sahabat yang baik, selalu ingin melihat yang terbaik dari diri sahabatnya. Istilah kerennya adalah 'berinvestasi'. Investasikan waktu, pikiran, bahkan uang untuk sahabat Anda, jika ingin melihat sahabatmu bertumbuh dan menjadi maksimal. Saat para sahabat menangkap kesan bahwa Anda memberikan nilai tambah dalam hubungan, sahabat Anda akan menghargai dan mempercayai Anda. Belikan sebuah buku, doakan keluarganya dan berikan kata-kata dorongan. Semua itu akan menjadi 'investasi' yang akan menciptakan persahabatan yang berkualitas.

Keempat jadilah pendengar yang baik. Setiap orang ingin didengar. Katanya kebutuhan terbesar di dunia ini bukan kebutuhan pangan atau energi, tetapi kebutuhan untuk di dengar. 'Being heard means being loved.' Artinya, saat sahabat Anda menyadari jika dirinya didengar, ia akan merasakan bahwa dirinya dicintai. Makanya jangan suka menguasai pembicaraan alias ngewes. Kalau bicara jangan "nyrocos kaya kereta api. Jangan pula sering menyela atau interupsi saat sahabat Anda sedang bicara. Tidak heran jika firman Allah mengatakan "hendaklah kamu cepat mendengar dan lambat berkata kata, jangan sebaliknya." Kiranya keempat hal praktis di atas akan menolong kita memelihara dan memupuk hubungan yang akan meningkatkan kualitas hidup kita. Selamat mencoba....

Penulis: Pdt Paulus Wiratno
Sumber : Pdt Paulus Wiratno (diedit seperlunya tanpa mengurangi atau menambah maksud penulisan, oleh Daniel Tanamal - Jawaban.com)

Kekuatan Memberi

Di dalam kehidupan, kamu pasti pernah merasakan masa-masa dimana tak seorang pun yang mau berbelaskasihan pada masa sulitmu. Tak seorang pun yang sudi merayakan keberhasilanmu. Atau tak seorang pun yang bersedia mendengarkan, memandang, dan memperhatikan sesuatu yang berharga pada dirimu. Jangan masukkan ke dalam hati!

Manusia memang akan selalu mencari kesibukan dengan urusannya sendiri. Manusia kebanyakan mendahulukan kepentingannya sendiri. Tak perlu menyimpan kesesakan itu di dalam hati karena hanya akan membebani langkahmu.

Ringankan hidupmu dengan memberi kepada orang lain. Semakin banyak kamu memberi, semakin mudah kamu memikul hidup ini. Berdirilah di depan jendela, pandanglah keluar. Tanyakan pada diri sendiri, apa yang bisa kamu berikan pada dunia ini. Pastilah ada alasan kuat mengapa kamu hadir di sini. Bukan untuk merengek atau meminta dunia menyanjung mu.

Keberadaan mu bukan untuk kesia-siaan. Bahkan seekor cacing pun dihidupkan untuk menggemburkan tanah. Dan, sebongkah batu dipadatkan untuk menahan gunung. Alangkah hebatnya kamu dengan segala kekuatan kamu miliki, sebab orang lain belum tentu memilikinya. Kekuatan itulah yang menjadi senjatamu untuk mengubah dunia. Hal itu akan terwujud bila kamu mau memberikan dan membagikannya.

Sumber : Jawaban.com

Berdamai dengan Kelemahan Diri

Pada sebuah rumah sakit, terdapat seorang anak yang tengah sakit keras. Untuk pengobatannya, dia harus segera disuntik, agar obat bisa langsung masuk ke dalam pembuluh darahnya. Namun saat melihat jarum suntik, anak tadi langsung ketakutan. Dia pun berontak dengan menjerit dan menangis.

Karena si anak terus bergerak, dokter pun kesulitan untuk memasukkan jarum suntik. Baru setelah anak kecil ini kelelahan dan kehabisan tenaga, suntikan berhasil dilakukan. Obat masuk dalam tubuhnya dan proses penyembuhan dimulai.

Sadar atau tidak, kita sering bersikap sama seperti anak kecil tadi. Saat dihadapkan pada kenyataan pahit, sulit, dan menyakitkan kita sering berontak. Tidak jarang kita juga protes dan marah pada Tuhan, ‘kenapa hal yang menyakitkan ini sampai terjadi pada saya?’

Padahal dari peristiwa tersebut kita bisa belajar satu hal penting, yakni perlunya berdamai dengan kelemahan. Bukannya berontak, melainkan berserah diri, bergantung pada Tuhan sepenuhnya.

Karena bila begitu, Tuhan pasti akan menaungi kita dan memampukan kita hidup bersama kelemahan dengan kekuatan yang dari Tuhan. Terkadang kita dibiarkan memiliki kelemahan supaya kita belajar bergantung pada kuasa Tuhan.

Pertanyaannya adalah, ‘sudahkah kita berdamai dengan kelemahan diri sendiri? Atau masihkah kita berontak?’
Tetapi jawab Tuhan kepadaku: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” (2 Korintus 12:9)

Sumber : Jawaban.com

Belajar dari Pakis dan Bambu

Suatu hari aku memutuskan untuk berhenti. Berhenti dari pekerjaanku, berhenti dari hubunganku dengan sesama dan berhenti dari spiritualitasku. Aku pergi ke hutan untuk bicara dengan Tuhan untuk yang terakhir kalinya. "Tuhan, berikan aku satu alasan untuk tidak berhenti?

Dia memberi jawaban yang mengejutkanku. "Lihat ke sekelilingmu" , kata-Nya. "Apakah engkau memperhatikan tanaman pakis dan bambu yang ada dihutan ini?". "Ya",  jawabku. Lalu Tuhan berkata, "Ketika pertama kali Aku menanam mereka, Aku menanam dan merawat benih-benih mereka dengan seksama. Aku beri mereka cahaya. Aku beri mereka air. Pakis-pakis itu tumbuh dengan sangat cepat. Warna hijaunya yang menawan menutupi tanah. Namun, tidak ada yang terjadi dari benih bambu. Tapi, Aku tidak berhenti merawatnya.

Dalam tahun kedua, pakis-pakis itu tumbuh lebih cepat dan lebih banyak lagi. Namun, tetap tidak ada yang terjadi dari benih bambu. Tetapi Aku tidak menyerah terhadapnya. Dalam tahun ketiga tetap tidak ada yang tumbuh dari benih bambu itu, tapi Aku tetap tidak menyerah. Begitu juga dengan tahun ke empat. "

"Lalu pada tahun ke lima, sebuah tunas yang kecil muncul dari dalam tanah. Bandingkan dengan pakis, itu kelihatan begitu kecil dan sepertinya tidak berarti. Namun enam bulan kemudian, bambu ini tumbuh dengan mencapai ketinggian lebih dari 100 kaki. Dia membutuhkan waktu lima tahun untuk menumbuhkan akar-akarnya. Akar-akar itu membuat dia kuat dan memberikan apa yang dia butuhkan untuk bertahan.

Aku tidak akan memberikan ciptaanku tantangan yang tidak bisa mereka tangani. "Tahukan engkau anak-Ku, dari semua waktu pergumulanmu, sebenarnya engkau sedang menumbuhkan akar-akarmu? Aku tidak menyerah terhadap bambu itu. Aku juga tidak akan pernah menyerah terhadapmu. Tuhan berkata: "Jangan bandingkan dirimu dengan orang lain. Bambu-bambu itu memiliki tujuan yang berbeda dibandingkan dengan pakis. Tapi keduanya tetap membuat hutan ini menjadi lebih indah. Saat mu akan tiba", Tuhan mengatakan itu kepadaku.

"Engkau akan tumbuh sangat tinggi" "Seberapa tinggi aku harus bertumbuh?" tanyaku. "Sampai seberapa tinggi bambu-bambu itu dapat tumbuh?" Tuhan balik bertanya. "Setinggi yang mereka mampu?" Aku bertanya "Ya." Jawab-Nya, "Muliakan Aku dengan pertumbuhan mu, setinggi yang engkau dapat capai."

Lalu aku pergi meninggalkan hutan itu, menyadari bahwa Allah tidak akan pernah menyerah terhadap ku. Dan Dia juga tidak akan pernah menyerah terhadap Anda. Jangan pernah menyesali hidup yang saat ini Anda jalani sekalipun itu hanya untuk satu hari. Hari-hari yang baik memberikan kebahagiaan; hari-hari yang kurang baik memberikan pengalaman; kedua-duanya memberi arti bagi kehidupan ini.

Dikutip dari Jawaban.com

Friday, December 11, 2015

Belajar dari Pion Catur

Pada sebuah permainan catur, terdapat sebuah pion kecil yang sangat ingin mandiri. Dia kerap merasa kesal dan sedih dengan keterbatasannya. Di mana dia hanya bisa bergerak maju dan hanya satu ruang pada suatu waktu, terkecuali saat mengambil langkah pertamanya. “Aturan-aturan ini sangat tidak adil,” gerutunya.
Pion kecil ini juga tidak bisa menyerang lawan di depan, di samping, atau di belakangnya secara langsung. Dia hanya bisa menyerang di sudut ke depan ke kanan atau kiri. Lagi-lagi dia mengeluh bahwa perannya sangat kecil, benar-benar tidak adil.
Kalau begini, bagaimana bisa sebuah pion kecil dapat menjadi 'raja', 'kesatria', atau 'sebuah benteng'? Pion kecil ini juga kerap jengkel bila harus dihubungkan dengan pion lain untuk memiliki sebuah kekuatan. Bukan sebagai bidak lemah, dia sangat ingin bisa berdiri sendiri dan bisa berpengaruh pada permainan catur.
Satu saat di tengah permainan, pion kecil ini maju dan maju. Dia membantu timnya dengan bertahan pada tempatnya. Oleh tim lawan, pion kecil ini tidak terlalu dipedulikan. Musuh tidak akan menyerangnya, karena takut rugi.
Pada kenyataannya, Sang pemain catur ternyata menjadikan pion kecil ini sebagai kekuatannya. Saat dia berdiri di peringkat ke-7, tiba-tiba pemain catur berkata demikian kepada pion kecil, “engkaulah sekarang yang akan membawa kemenangan bagi tim ini”. Untuk semua bidak di papan catur sekalipun pion, memiliki potensi untuk dipromosikan menjadi yang terkuat dari pada yang lainnya, yakni Ratu!
Sama seperti pion, terkadang kita memandang bahwa kehadiran kita tidak akan berpengaruh besar dalam kehidupan. Kerap menggerutu dengan keterbatasan yang ada, tapi cuek dengan potensi yang ada.
Sebelumnya, coba perhatikan lagi kemana sebenarnya kita menaruh sandaran kehidupan? Apakah pada ketenaran, harta benda, atau bahkan ketergantungan pada hal-hal yang merusak diri? Bila Anda termasuk dalam golongan ini, maka belum terlambat untuk mengetahui kebenaran ini.
Satu-satunya cara menjadi pemenang dalam kehidupan ini adalah dengan bersandar pada Tuhan. Walau kita tidak yakin dengan potensi yang ada dalam diri, Tuhan jelas yang paling tahu rancangan-Nya. Untuk itu, kita perlu tahu tujuan hidup yang dari Dia dengan bersedia dipakai oleh-Nya. Baru setelah itu kita akan menemui akhir yang sama seperti pion kecil tadi dan menjadi pemenang dalam kehidupan ini.

Dikutip dari Jawaban.com

Perumpamaan Tentang Botol Kosong

Kehidupan kita seumpama ‘botol kosong’. Saat botol itu diisi air mineral, maka harganya menjadi tiga ribu rupiah. Saat diisi dengan jus buah, maka harganya berubah menjadi sepuluh ribu rupiah.
Bagaimana bila botol tersebut diisi madu hutan? Harganya tentu dikisaran ratusan ribu rupiah. Dan saat botol tersebut diisi dengan parfum ternama seperti Chanel? Dipastikan, harganya bisa mencapai jutaan rupiah.
Lalu, ceritanya tentu berbeda saat botol tersebut diisi dengan air selokan. Tidak perlu memikirkan harganya, botol ini justru akan dibuang dalam tong sampah karena tidak ada yang menyukai atau pun menginginkannya.
Setiap botol bentuknya sama, tapi isinya yang menentukan seberapa berharganya botol tersebut. Demikian pula dengan manusia, yang menjadi pembeda adalah hati, pikiran, dan jiwa masing-masing kita.
Apakah ditemukan kejujuran, kemurahan hati, dan kasih dalam kehidupan kita? Apakah orang lain bisa melihat karakter Kristus dalam diri kita? Maka dari itu, mari kita melihat kembali ‘isi’ dalam diri kita masing-masing .

Dikutip dari Jawaban.com

Wednesday, December 9, 2015

Bersukacita Selalu

Mazmur 16:2

“Aku berkata kepada TUHAN: ‘Engkaulah Tuhanku, tidak ada yang baik bagiku selain Engkau!’.”

Ada sekelompok orang yang membagi orang Kristen dalam 3 kelompok: yang suka bersukacita, yang tidak suka bersukacita, Yang suka tidak suka tetap bersukacita. Anda masuk kelompok yang mana?

Apa sebetulnya yang menjadi alasan seseorang bersukacita? Apakah harta yang banyak? Berkecukupan dalam keuangan? Jabatan yang baik? Ketenaran? Penampilan yang keren? Apapun yang kita miliki, jika kita tidak memiliki harta yang sesungguhnya, hal itu tidak akan menjamin sukacita kita.

Firman Tuhan mengajarkan dan menggambarkan bahwa hanya ada satu sumber sukacita, sumber kebahagiaan, sumber perlindungan, dan sumber keselamatan. Tidak ada sumber lainnya yang kekal di luar Tuhan. Harta dan kepunyaan kita yang terbesar adalah beriman kepada Allah. Hanya di dalam Dialah hati kita bersukacita.

Harta yang fana pada akhirnya hanya mampu memuaskan secara sementara. Sebaliknya, penyerahan diri kepada Sumber Sukacita yang sejati akan membuat kita tidak pernah goyah dan tetap bersukacita dalam setiap keadaan.

Mulai hari ini, biarlah kita selalu berserah kepada Tuhan agar sukacita-Nya selalu mengalir dari waktu ke waktu apapun keadaan yang terjadi disekeliling kita.

Meluber

Lukas 6:38 

“Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.” 

Tuhan adalah Tuhan yang berkelimpahan! Ia ingin untuk mencurahkan kelimpahan-Nya kepada kita sampai kita sedemikian berlimpah, sampai kita meluber dalam kebaikan-Nya. 

Coba perhatikan ayat di atas dimulai dengan sebuah perintah, yaitu agar kita memberi, baru kemudian dilanjutkan ‘akan diberikan’. Ini berarti bahwa pola memberi yang kita terapkan akan menggerakkan berkat Tuhan dalam hidup kita. 

Memberi dapat diibaratkan seperti benih. Bila Anda menanam benih mangga, Anda tidak akan menuai sebuah mangga. Ketika benih tersebut tumbuh menjadi pohon, maka ketika saatnya berbuah, ia menghasilkan banyak mangga untuk Anda. 

Seperti itulah yang akan terjadi ketika kita taat terhadap perintah Tuhan dalam memberi. Kita akan menuai dalam kelimpahan, yang berarti meluber bahkan sampai membanjiri. Ketika benih itu telah menjadi kelimpahan maka kita akan memiliki kerinduan untuk memberi lebih lagi. 

Apa yang Anda miliki di tangan saat ini, yang dapat digunakan untuk memberkati orang lain? Ambil langkah sesuai apa yang Tuhan tunjukkan dan lakukanlah. Anda akan membuka pintu berkat-Nya dalam setiap area hidup Anda. 

TETAPLAH INDAH

Seorang anak sambil menangis kembali ke rumah. Ia menangis semakin keras ketika bertemu ibunya. Ia merasa segala usahanya tidak dihiraukan baik oleh guru maupun teman-teman kelasnya. Ia telah  berusaha, tapi seakan-akan usahanya tidak layak dihargai. Ia menjadi benci akan teman-temannya. Ia menjengkeli gurunya.

Setelah mendengar keluhan anaknya, sang ibu bertanya, "Pernahkah engkau memperhatikan bunga bakung milik tetangga di lorong jalan ke rumah kita? Bakung itu berkembang setiap pagi & di akhir hari bunga bakung tersebut akan layu & mati. Namun sebelum mati, ia telah memberikan yang terbaik, ia telah memancarkan keindahannya."

Anak itu berhenti menangis & mendengarkan dengan sepenuh hati. "Setiap hari ia memberikan keindahan yang sama. Setiap hari ia memberikan keharuman yang sama walau kadang tak dihiraukan orang. Keindahannya tak pernah berkurang karena engkau tak pernah memperhatikannya. Ia tidak pernah bersedih bila tak diperhatikan orang, karena ia tahu bahwa dalam hidupnya ia hanya punya satu misi yakni memberikan keindahan."

Mungkin tidak gampang untuk menunjukkan keindahan kita dikala sesuatu yang berada di sekitar kita adalah kebalikannya. Namun, bukankah Tuhan Maha Menyayangi sehingga kasih-Nya masih dapat terpancar di dunia ini walau kini penuh dengan kesesakan, keputusasaan, kerusakan ?

Dan Tuhan pun menciptakan manusia dengan segala kekhasan sifat, sungguh sesuatu yang sia2  jika selama hidup kita tak pernah memberikan keindahan layaknya bunga bakung itu.

Tetaplah “ INDAH ” walau dunia tak lagi ramah. Tetaplah “ BERMANFAAT ” untuk siapapun, karena dengan siapa lagi kita hidup di dunia.

Tetaplah tersenyum & jangan lupa bahagia untuk hari ini.

Kapten dan Mercusuar

Pada malam hari, sebuah kapal berlayar di tengah lautan. Kabut yang tebal menghalangi jarak pandang sehingga kapal tersebut kehilangan arah dan melenceng ke arah timur. Antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, kapten dan awaknya menjadi sangat hati-hati dan waspada.

Tidak berapa lama, mereka melihat cahaya dari kejauhan. Cahaya tersebut seakan sedang menuju ke mereka. Melihat itu, Sang kapten meyakini bahwa cahaya tersebut berasal dari sebuah kapal yang juga kehilangan arah karena kabut tebal.

Takut terjadi tabrakan, mereka akhirnya mengirim pesan bernada keras kepada sumber cahaya tersebut dengan cepat. “Alihkan kapal Anda dua puluh lima derajat ke Utara atau Anda akan menabrak kami!”

Jawaban yang diterima cepat dan tegas. “Kami tidak bisa mengubah haluan kami. Anda yang harus mengubah arah dua puluh lima derajat ke Selatan segera!”

Hal ini langsung membuat Sang kapten marah. Dia kemudian berteriak, “Ini adalah kapten memberi peringatan kepada Anda. Ubah arah Anda ke Utara! Hindari tabrakan!”

“Tidak ada cara, Kapten! Ini adalah mercusuar. Beralihlah ke selatan dan selamatkan diri,” jawab penjaga mercusuar tersebut sambil panik.

Sadar akan bahaya, kapten segera
menyingkirkan ego- nya dan membalikkan arah kapal menjauh dari pantai secepatnya. Bersyukur, kapal dapat menghindari kecelakaan besar tepat pada waktunya.

Situasi yang sama, juga kerap terjadi dalam kehidupan kita. Seperti Sang kapten yang bersikeras bahwa orang lain yang harus berubah untuk kepentingan kita. Bukannya semakin baik, situasi justru bisa semakin buruk bila kita membiarkan ego dalam menangani konflik. Padahal solusi untuk konflik adalah sebaliknya, yakni dengan siap mengorbankan ego masing-masing.

“Berpegang pada kemarahan seperti menggenggam bara panas dengan maksud melemparkan itu pada orang lain, maka Anda adalah orang yang akan dibakar.” Bila tidak ingin situasi semakin buruk, sebaiknya hindari argumen dengan kemarahan. Karena kemarahan 'anger' adalah satu kata pendek dari bahaya ' danger '.

Pengkhotbah 10:4 "Jika amarah penguasa menimpa engkau, janganlah meninggalkan tempatmu, karena kesabaran mencegah kesalahan-kesalahan besar."

Diambil dari Jawaban.com

Tuesday, December 8, 2015

Menjadi MilikNya

Seorang pembicara yang cukup terkenal memulai seminarnya dengan mengangkat ke atas uang sebesar 20 dolar. Dalam ruangan yang diisi oleh sekitar 200 orang, ia bertanya, "Siapa yang akan menyukai uang seharga 20 dolar ini?"

Tangan-tangan mulai terangkat.

Ia berkata, "Saya akan memberikan uang 20 dolar kepada salah satu dari Anda, tetapi pertama-tama biarkan saya melakukan ini terlebih dahulu." Ia mulai menggumpalkan uang tersebut dengan tangannya. Lalu ia bertanya, "Siapa yang masih menginginkan ini?"

Masih saja tangan-tangan itu teracung.

"Baiklah " jawabnya, "Bagaimana jika saya melakukan ini?" Dan ia menjatuhkannya ke lantai dan mulai menginjak-injaknya ke lantai dengan sepatunya. Ia mengambilnya, dan sudah terlihat sangat kusut dan kotor.

"Sekarang siapa yang masih menginginkan ini?"

Masih saja tangan-tangan terangkat.

"Teman-temanku Anda semua telah mempelajari sebuah pelajaran yang sangat berharga. Tak peduli apa yang telah saya lakukan pada uang tersebut, Anda masih menginginkannya karena itu tidak menurunkan nilainya. Itu masih saja berharga 20 dolar. Sering kali di dalam kehidupan kita, kita terjatuh, dilumatkan, dan dijatuhkan ke tanah dengan kotoran oleh keputusan-keputusan yang kita buat dan situasi-situasi yang datang ke arah kita. Kita merasakan meskipun kita tak berharga. Tetapi tak perduli apa yang telah terjadi atau apa yang akan terjadi, Anda tidak akan pernah kehilangan nilai Anda di mata Tuhan. Bagi-Nya, kotor atau bersih, terlumatkan atau baik-baik saja, Anda tetaplah tak ternilai bagiNya.
Mazmur 178 menyatakan bahwa Tuhan akan menjaga kita, "sebagai biji mataNya."

Menjadi pemikiran kita bersama, keberhargaan kita tidak ditentukan oleh apa yang kita lakukan atau siapa kita tetapi MILIK SIAPAKAH KITA? Anda adalah ciptaan yang sangat spesial - Jangan pernah melupakannya!

Sumber : inspirationalarchive.com

Rencana Tuhan Selalu Baik

Sahabat orang yang percaya TUHAN akan belajar melihat kebaikan TUHAN melalui kejadian-kejadian yang TUHAN izinkan terjadi. Kisah ini akan memandunya anda..

Dua orang laki-laki mengadakan perjalanan jauh. Yang satu adalah orang saleh, tetapi yang lainnya adalah orang yang tidak percaya kepada TUHAN. Di dalam perjalanan tersebut, mereka membawa barang-barang berharga untuk dijual beserta seekor kuda, seekor ayam jantan, dan sebuah obor.

Sepanjang perjalanan, kedua orang tersebut berdiskusi tentang TUHAN. "TUHAN itu sangat baik, DIA selalu merancangkan yang baik bagi kita," kata orang yang saleh.

"Aku tidak yakin dengan apa yang engkau katakan, dan kita akan melihat apakah TUHAN memang baik selama kita melakukan perjalanan ini," jawab orang yang tidak percaya TUHAN.

Menjelang sore, tibalah kedua orang tersebut di sebuah desa dan mereka berharap ada orang yang mau menerima kedatangan mereka. Kedua orang tersebut sudah hampir mendatangi semua rumah di desa itu, tetapi tidak seorangpun yang bersedia menerima mereka. Terpaksa, kedua orang itu pergi ke hutan yang tidak jauh dari desa itu. "Kau bilang TUHAN itu baik," kata orang yang tidak percaya TUHAN. "Ya, pasti menurut TUHAN, bermalam di hutan ini merupakan yang terbaik bagi kita." Setelah menambatkan kuda, mereka pun memasang tenda.

Tidak lama berselang, terdengarlah suara binatang buas di tempat dimana mereka menambatkan kuda, dan ternyata seekor singa menerkam kuda mereka. Kedua orang itu pun cepat-cepat menyelamatkan diri dengan memanjat pohon besar di sekitar mereka. "Masih beranikah kau mengatakan bahwa TUHAN itu baik?" kata orang yang tidak percaya TUHAN. "Tahukah kau, kalau singa itu tidak menerkam kuda, maka ia pasti menerkam kita. TUHAN memang baik."

Mereka masih berada di atas pohon ketika hembusan angin yang cukup kencang memadamkan obor mereka. Sedangkan obor itu merupakan satu-satunya penghangat yang mereka miliki di tengah cuaca yang begitu dingin. "Kelihatannya kebaikan TUHAN begitu nyata sepanjang malam ini" kata orang yang tidak percaya TUHAN dengan nada sinis.

Keesokan harinya, kedua orang itu kembali masuk desa untuk mencari makanan. Melihat keadaan desa yang porak poranda, mengertilah mereka bahwa tadi malam desa tersebut telah dijarah oleh sekelompok perampok. "Telah terbukti bahwa TUHAN memang baik. Jika saja tadi malam kita menginap di desa ini, maka barang-barang kita yang berharga pasti ikut dirampok dan kalau saja angin tidak memadamkan obor kita. Maka perampok2 itu pasti bisa melihat barang2 kita dengan jelas karena kita memasang tenda tidak jauh dari jalan menuju desa ini."

Jangan pernah menilai TUHAN hanya melalui sepotong kejadian, tetapi percayalah bahwa DIA selalu bekerja untuk kebaikan kita melalui banyak perkara. Keindahan karya seseorang akan kelihatan setelah karya itu selesai.

Diambil dari Jawaban.com

Air Pahit

1 Korintus 1:18

“Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah.”

Sedalam apapun sumur air pahit dimana kita sedang berada, orang percaya tetap memiliki pengharapan di dalam Dia. Apapun kondisi, tantangan dan pergumulan yang sedang dialami orang percaya, jangan lepaskan pengharapan, jangan tinggalkan asa. Berani berharap merupakan sebuah asset yang berharga dalam sebuah peperangan.

Dalam tragedy 11 September di World Trade Centre, Frank Silecchia, seorang pandai besi yang membantu mencari orang-orang yang tertimbun, melihat ada 2 tiang baja berbentuk salib berdiri tegak di tengah reruntuhan. Ia kerap membawa pengunjung yang sedang bersedih dan kehilangan untuk melihat simbol kasih Tuhan itu. Mayoritas mereka dihibur dan dikuatkan dengan keyakinan akan adanya hadirat Ilahi dalam tragedi tersebut.

Sesungguhnya, salib adalah jawaban dari setiap penderitaan dan kejahatan yang ada di dunia. Yesus telah mengambil alih penderitaan tersebut melalui kematian-Nya di atas kayu salib. Sampai hari ini, kematian-Nya di kayu salib tetap berkuasa mengubah air pahit menjadi semanis madu.

Pandanglah kepada salib Yesus, Ia akan mengubah segala penderitaan menjadi kegirangan. Beranilah berharap kepada-Nya!

Tuesday, February 17, 2015

Mengasihi Firman-Nya

Hidup yang mengasihi Tuhan adalah hidup yang mengasihi apa yang Ia katakan. Ya, kita mengasihi Tuhan ketika kita mengasihi firman-Nya, yakni dengan:

1. Mengakui Kebenaran-Nya
Banyak isu berkembang di luar untuk menyerang kebenaran Alkitab. Bahwa Alkitab tidak konsisten, banyak celanya, dan hanya karangan manusia belaka. Bagaimana dengan kita sendiri? Jika kita memang mengasihi firman-Nya, maka dengan iman percaya tentu kita akan mengakuinya sebagai kebenaran yang tidak bersalah. Bahwa Alkitab memang ditulis manusia tapi atas wahyu dari Allah sendiri. Tidak mungkin kita berkata kita mengasihi-Nya namun di sisi lain kita curiga akan kebenaran firman-Nya.

2. Membaca Firman-Nya
Seberapa rindu kita membaca firman-Nya? Sungguh aneh rasanya jika kita berkata kita mengasihi-Nya namun tidak pernah memiliki keinginan untuk membaca "surat" dari-Nya dan malah selalu ada waktu untuk membaca koran, novel, majalah, dan lain sejenisnya.

3. Mempelajari Firman-Nya
Tidak sekadar membaca sambil lalu, kita juga seharusnya mempelajari firman-Nya jika kita memang mengasihi-Nya. Memang dibutuhkan waktu dan usaha lebih untuk melakukannya, sebab kita harus memperhatikan segala aspek dalam firman yang kita baca tersebut. Meski demikian, semakin kita banyak mempelajarinya, semakin banyak pula berkat yang akan kita dapatkan.

4. Merenungkan Firman-Nya
Setelah membaca dan mempelajari, maka kita juga perlu merenungkannya. Merenungkan adalah tindakan reflektif yang korektif. Merenungkan Firman-Nya berarti menanyakan pada diri sendiri mengenai apakah kita sudah melakukan apa yang sebelumnya kita pelajari. Jika belum, komitmen apa yang akan kita ambil. Namun jika sudah, apakah yang menjadi motivasi kita dalam melakukannya -- apakah semata untuk memuliakan-Nya atau ternyata ada maksud lain.

5. Memegang Teguh Prinsip Sola Scriptura
Prinsip Sola Scriptura (Hanya Alkitab) dari Martin Luther seharusnya menjadi prinsip hidup kita. Menjunjung tinggi prinsip ini berarti menjadikan Alkitab sebagai standar kebenaran; yang menjadi patokan kita untuk menguji segala doktrin Kristen dan dunia ini. Juga, yang kedua, menjadikan firman-Nya sebagai standar kehidupan; yang menjadi satu-satunya acuan kita dalam menjalani segala macam ranah kehidupan dan relasi (pendidikan, pekerjaan, rumah tangga, dan sebagainya).

Friday, February 6, 2015

The Champion




Special thanks to Sonny Ketsit for drawing illustration.
Illustration published with authorize permission from Sonny Ketsit.
Please ask permission if you want to copying and using this drawing on another site.


Sunday, June 2, 2013

A Message From God (Aldo's Letters)

Aldo McPhersonRetha's Family
   
by Aldo McPherson

Friday, February 23 2007
Do you know that we will be together in heaven?
Their we will no longer be sick. Every one is healthy and God sits on His throne with His Son next to Him.
He wants to come and get His bride, but she is not ready. She has to lay down her sins,
Because the bride is holy. Mommy, you have to tell the people that we are the Laodicean church. (Revelations 3:14-22)
God will bring His judgment over all who don’t accept Him.
Saturday, February 24 2007
Please be ready when God sends His Son to come fetch us.
It is going to be quicker than we think.
Will you please accept Jesus as your savior, other wise you are going to be too late!
Know for sure that there is a hell, Jesus showed me everything. Believe me; you don’t want to go to hell!
Jesus said, those who accept Him will not be lost.
Heaven is only love and their we will live together with God.
Will you please believe me, and accept Jesus.
You can also be His bride, but you have to lay down your life, PLEASE do it now!
Monday, February 26, 2007
You have to warn the people that the Lord is on His way, and they have to be ready for Him.
Their is a wedding supper waiting for all that are ready. Please read Matthew 25
I Love You Jesus, thank you that You died for me. Love You Spirit of God.
Throw everything out of your house that is not from God, ask the spirit.
Do you know mommy that you are called for God Himself, and that you must live for Him alone.
Who will go and tell the world about Him?
God will heal me, and I will serve Him as long as I live.

Sunday, May 26, 2013

There is Always Hope

Retha's FamilyRetha's Family
by Retha McPherson


Holy Spirit, thank you for being present here today.  I praise You for wanting to touch so many hearts.  Glory to God in the highest heaven!

It has been 15 months since Aldo’s accident in June last year, and I’m sitting here with a grateful heart.  You won’t believe what I'll tell you today about what I have come to realize.

Father God, thank You for allowing the accident to happen.  I know it wasn’t Your will, but You allowed this to cross our paths.  Because if it hadn’t, my eyes wouldn’t have been opened, & I wouldn’t have been where I am today.  And for that I will forever be thankful to the Lord.

About Aldo: I know the Lord is on a special journey with him.  As He is with every member of our family.  And whatever is happening in your life today, no matter what the circumstances are, remember Romans 8Everything works together for good for those that love the Lord.  

When you are in a bad situation, you don’t necessarily believe that, but I can assure you, God let’s everything work together for our good.  At the end of the day it isn’t about you and me, but about Him.  All about Him.  It’s not even about our pain, or our suffering. Yes, 
Father God, it’s all about You.  And it took me a long time to get there.  I have struggled a lot, and I want to share this journey, my testimony, with you. 

Saturday, May 25, 2013

Bagaimana Cara Mendisiplin Anak


James Dobson merupakan tokoh pendidikan anak yang terkenal dalam mengemukakan berbagai prinsip efektif bagi orangtua dalam mendisiplin anak. Buku-bukunya yang mengemukakan gagasan disiplin ini adalah Dare To Discipline (Berani Mendisiplin - 1970) dan Discipline With Love (1983). Menurut Dobson, tujuan disiplin bagi anak ialah agar mereka dapat belajar bagaimana cara hidup bertanggung jawab. Prinsip Dobson yang dituangkan dalam karyanya The New Dare to Discipline (1992) tentang cara mendisiplin anak adalah sebagai berikut:
  1. Mengembangkan rasa hormat dalam diri anak terhadap guru dan orangtuanya sendiri. Rasa hormat itu harus ditumbuhkan melalui komunikasi yang akrab, lalu dikembangkan dan dipelihara dengan menyediakan waktu untuk menjawab pertanyaan anak. Dengan begitu anak belajar mengenai otoritas secara benar dan tepat.

  2. Memberikan hukuman atas tingkah lakunya yang jelas-jelas memberontak atau menentang guru dan orangtua; melawan terhadap aturan yang sudah diterangkan dan ditetapkan atau disetujui sebelumnya. Hukuman fisik yang harus dikenakan bagi anak, pada bagian "pantat" (spanking). Guru dan orangtua harus menjelaskan mengapa ia melakukannya; dan jangan dilakukan hukuman jauh setelah anak melupakan pelanggaran yang dibuatnya. Menurut Dobson, kalau anak sudah berusia sembilan tahun tidak tepat lagi memukulnya di bagian pantat, atau mengenakan hukuman fisik pada bagian tubuh lainnya, tetapi paling-paling menekan bagian tertentu dari bahunya untuk menyadarkan dirinya bahwa ia bersalah.

  3. Mengendalikan diri agar tidak menyimpan amarah berkepanjangan. Jangan menyimpan emosi benci terhadap anak manakala menghukumnya secara fisik. Sebelum melakukan hukuman fisik orangtua harus menghitung dalam hatinya angka satu hingga sepuluh guna meredakan emosinya.

  4. Jangan berikan sogokan kepada anak, berupa benda atau hadiah, agar ia berlaku tertib. Hal ini dapat menumbuhkan akar materialisme.
Kiranya cuplikan dari artikel yang ditulis oleh Prof. Dr. B.S Sidjabat ini dapat menambah wawasan anda dan menolong anda dalam menegakkan kedisiplinan pada anak anda.