- Mengembangkan rasa hormat dalam diri anak terhadap guru dan orangtuanya sendiri. Rasa hormat itu harus ditumbuhkan melalui komunikasi yang akrab, lalu dikembangkan dan dipelihara dengan menyediakan waktu untuk menjawab pertanyaan anak. Dengan begitu anak belajar mengenai otoritas secara benar dan tepat.
- Memberikan hukuman atas tingkah lakunya yang jelas-jelas memberontak atau menentang guru dan orangtua; melawan terhadap aturan yang sudah diterangkan dan ditetapkan atau disetujui sebelumnya. Hukuman fisik yang harus dikenakan bagi anak, pada bagian "pantat" (spanking). Guru dan orangtua harus menjelaskan mengapa ia melakukannya; dan jangan dilakukan hukuman jauh setelah anak melupakan pelanggaran yang dibuatnya. Menurut Dobson, kalau anak sudah berusia sembilan tahun tidak tepat lagi memukulnya di bagian pantat, atau mengenakan hukuman fisik pada bagian tubuh lainnya, tetapi paling-paling menekan bagian tertentu dari bahunya untuk menyadarkan dirinya bahwa ia bersalah.
- Mengendalikan diri agar tidak menyimpan amarah berkepanjangan. Jangan menyimpan emosi benci terhadap anak manakala menghukumnya secara fisik. Sebelum melakukan hukuman fisik orangtua harus menghitung dalam hatinya angka satu hingga sepuluh guna meredakan emosinya.
- Jangan berikan sogokan kepada anak, berupa benda atau hadiah, agar ia berlaku tertib. Hal ini dapat menumbuhkan akar materialisme.
Kiranya cuplikan dari artikel yang ditulis oleh Prof. Dr. B.S Sidjabat ini dapat menambah wawasan anda dan menolong anda dalam menegakkan kedisiplinan pada anak anda.
No comments:
Post a Comment