Ada yang bilang kalau keberhasilan adalah permainan hubungan (success is relationship game). Hasil penelitian DR Thomas Harrell menunjukan betapa dekat korelasi antara 'hubungan' dan 'keberhasilan'. Mantan profesor Standord University ini pernah meneliti ratutas alumni yang bergelar MBA, ia menemukan bahwa nilai tidak terlalu menentukan keberhasilan para alumni dalam dunia usaha. Alumi yang berhasil dalam usaha dan bekerja dengan gaji yang tinggi adalah mereka yang pintar dalam berkomunikasi dan bersosialisasi.
Sekali lagi, hasil penelitian ini meneguhkan pendapat "the quality of your life is the quality of your relationship". Kualitas hidup ini sangat tergantung dari kualitas hubungan. Ini benar dalam dunia usaha, pelayanan, pernikahan dan pekerjaan.
Beberapa hal berikut ini sangat penting untuk diperhatikan dalam hal membangun dan mengelola hubungan. 'Be genuine', mulailah setiap hubungan dengan kemurnian hati, tulus dan tidak pamrih. Hubungan yang baik bisa putus dan hancur berantakan manakala ada 'udang dibalik batu'. Jika persahabatan dimotivasi pamrih dan rasa ingin memanfaatkan, hubungan tidak akan bertahan lama. Allah mengirimkan banyak sahabat dari berbagai negara, dengan sebuah maksud ilahi. Ingatlah bahwa orang-orang yang Tuhan kirim dalam hidup kita adalah 'utusan Tuhan'.
Mereka diijinkan datang dalam kehidupan supaya kita mampu menyelesaikan amanat-Nya dan menjalani rencana-Nya. Perlakukanlah sahabat Anda sebagai tamu ilahi yang istimewa.
Hal kedua yang sangat penting dalam memelihara persahabatan adalah "tidak memandang muka". Jangan pikir karena ia datang dengan mobil limosin maka ia harus diperlakukan lebih istimewa dari pada mereka yang naik becak. Sikap memandang muka merupakan pelecehan terhadap kebesaran karya Allah di dalam dunia. Pernahkan Anda sakit hati karena kehadiran Anda tidak dianggap oleh tuan rumah? Pernahkah Anda merasa tidak 'dimanusiakan' oleh pimpinan Anda? Bagaimana rasanya diabaikan dan tidak dipedulikan? Pasti menyakitkan. Ini bukan asal bicara, aku pernah mengalaminya. Menunggu di bawah pohon mangga berjam-jam tanpa diberi kepastian untuk ditemui. Apakah warna kulit, status pendidikan atau kasta harus memisahkan persahabatan? Ingatlah lagu pujian yang mengatakan bahwa Allah tidak memandang muka, dan tidak melihat harta.
Ketiga berusahalah memberi nilai plus dalam setiap persahabatan. Sahabat yang baik, selalu ingin melihat yang terbaik dari diri sahabatnya. Istilah kerennya adalah 'berinvestasi'. Investasikan waktu, pikiran, bahkan uang untuk sahabat Anda, jika ingin melihat sahabatmu bertumbuh dan menjadi maksimal. Saat para sahabat menangkap kesan bahwa Anda memberikan nilai tambah dalam hubungan, sahabat Anda akan menghargai dan mempercayai Anda. Belikan sebuah buku, doakan keluarganya dan berikan kata-kata dorongan. Semua itu akan menjadi 'investasi' yang akan menciptakan persahabatan yang berkualitas.
Keempat jadilah pendengar yang baik. Setiap orang ingin didengar. Katanya kebutuhan terbesar di dunia ini bukan kebutuhan pangan atau energi, tetapi kebutuhan untuk di dengar. 'Being heard means being loved.' Artinya, saat sahabat Anda menyadari jika dirinya didengar, ia akan merasakan bahwa dirinya dicintai. Makanya jangan suka menguasai pembicaraan alias ngewes. Kalau bicara jangan "nyrocos kaya kereta api. Jangan pula sering menyela atau interupsi saat sahabat Anda sedang bicara. Tidak heran jika firman Allah mengatakan "hendaklah kamu cepat mendengar dan lambat berkata kata, jangan sebaliknya." Kiranya keempat hal praktis di atas akan menolong kita memelihara dan memupuk hubungan yang akan meningkatkan kualitas hidup kita. Selamat mencoba....
Penulis: Pdt Paulus Wiratno
Sumber : Pdt Paulus Wiratno (diedit seperlunya tanpa mengurangi atau menambah maksud penulisan, oleh Daniel Tanamal - Jawaban.com)
No comments:
Post a Comment