Pada sebuah rumah sakit, terdapat seorang anak yang tengah sakit keras. Untuk pengobatannya, dia harus segera disuntik, agar obat bisa langsung masuk ke dalam pembuluh darahnya. Namun saat melihat jarum suntik, anak tadi langsung ketakutan. Dia pun berontak dengan menjerit dan menangis.
Karena si anak terus bergerak, dokter pun kesulitan untuk memasukkan jarum suntik. Baru setelah anak kecil ini kelelahan dan kehabisan tenaga, suntikan berhasil dilakukan. Obat masuk dalam tubuhnya dan proses penyembuhan dimulai.
Sadar atau tidak, kita sering bersikap sama seperti anak kecil tadi. Saat dihadapkan pada kenyataan pahit, sulit, dan menyakitkan kita sering berontak. Tidak jarang kita juga protes dan marah pada Tuhan, ‘kenapa hal yang menyakitkan ini sampai terjadi pada saya?’
Padahal dari peristiwa tersebut kita bisa belajar satu hal penting, yakni perlunya berdamai dengan kelemahan. Bukannya berontak, melainkan berserah diri, bergantung pada Tuhan sepenuhnya.
Karena bila begitu, Tuhan pasti akan menaungi kita dan memampukan kita hidup bersama kelemahan dengan kekuatan yang dari Tuhan. Terkadang kita dibiarkan memiliki kelemahan supaya kita belajar bergantung pada kuasa Tuhan.
Pertanyaannya adalah, ‘sudahkah kita berdamai dengan kelemahan diri sendiri? Atau masihkah kita berontak?’
Tetapi jawab Tuhan kepadaku: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” (2 Korintus 12:9)
Sumber : Jawaban.com
No comments:
Post a Comment