Pada sebuah permainan catur, terdapat sebuah pion kecil yang sangat ingin mandiri. Dia kerap merasa kesal dan sedih dengan keterbatasannya. Di mana dia hanya bisa bergerak maju dan hanya satu ruang pada suatu waktu, terkecuali saat mengambil langkah pertamanya. “Aturan-aturan ini sangat tidak adil,” gerutunya.
Pion kecil ini juga tidak bisa menyerang lawan di depan, di samping, atau di belakangnya secara langsung. Dia hanya bisa menyerang di sudut ke depan ke kanan atau kiri. Lagi-lagi dia mengeluh bahwa perannya sangat kecil, benar-benar tidak adil.
Kalau begini, bagaimana bisa sebuah pion kecil dapat menjadi 'raja', 'kesatria', atau 'sebuah benteng'? Pion kecil ini juga kerap jengkel bila harus dihubungkan dengan pion lain untuk memiliki sebuah kekuatan. Bukan sebagai bidak lemah, dia sangat ingin bisa berdiri sendiri dan bisa berpengaruh pada permainan catur.
Satu saat di tengah permainan, pion kecil ini maju dan maju. Dia membantu timnya dengan bertahan pada tempatnya. Oleh tim lawan, pion kecil ini tidak terlalu dipedulikan. Musuh tidak akan menyerangnya, karena takut rugi.
Pada kenyataannya, Sang pemain catur ternyata menjadikan pion kecil ini sebagai kekuatannya. Saat dia berdiri di peringkat ke-7, tiba-tiba pemain catur berkata demikian kepada pion kecil, “engkaulah sekarang yang akan membawa kemenangan bagi tim ini”. Untuk semua bidak di papan catur sekalipun pion, memiliki potensi untuk dipromosikan menjadi yang terkuat dari pada yang lainnya, yakni Ratu!
Sama seperti pion, terkadang kita memandang bahwa kehadiran kita tidak akan berpengaruh besar dalam kehidupan. Kerap menggerutu dengan keterbatasan yang ada, tapi cuek dengan potensi yang ada.
Sebelumnya, coba perhatikan lagi kemana sebenarnya kita menaruh sandaran kehidupan? Apakah pada ketenaran, harta benda, atau bahkan ketergantungan pada hal-hal yang merusak diri? Bila Anda termasuk dalam golongan ini, maka belum terlambat untuk mengetahui kebenaran ini.
Satu-satunya cara menjadi pemenang dalam kehidupan ini adalah dengan bersandar pada Tuhan. Walau kita tidak yakin dengan potensi yang ada dalam diri, Tuhan jelas yang paling tahu rancangan-Nya. Untuk itu, kita perlu tahu tujuan hidup yang dari Dia dengan bersedia dipakai oleh-Nya. Baru setelah itu kita akan menemui akhir yang sama seperti pion kecil tadi dan menjadi pemenang dalam kehidupan ini.
Dikutip dari Jawaban.com
No comments:
Post a Comment