Seorang anak sambil menangis kembali ke rumah. Ia menangis semakin keras ketika bertemu ibunya. Ia merasa segala usahanya tidak dihiraukan baik oleh guru maupun teman-teman kelasnya. Ia telah berusaha, tapi seakan-akan usahanya tidak layak dihargai. Ia menjadi benci akan teman-temannya. Ia menjengkeli gurunya.
Setelah mendengar keluhan anaknya, sang ibu bertanya, "Pernahkah engkau memperhatikan bunga bakung milik tetangga di lorong jalan ke rumah kita? Bakung itu berkembang setiap pagi & di akhir hari bunga bakung tersebut akan layu & mati. Namun sebelum mati, ia telah memberikan yang terbaik, ia telah memancarkan keindahannya."
Anak itu berhenti menangis & mendengarkan dengan sepenuh hati. "Setiap hari ia memberikan keindahan yang sama. Setiap hari ia memberikan keharuman yang sama walau kadang tak dihiraukan orang. Keindahannya tak pernah berkurang karena engkau tak pernah memperhatikannya. Ia tidak pernah bersedih bila tak diperhatikan orang, karena ia tahu bahwa dalam hidupnya ia hanya punya satu misi yakni memberikan keindahan."
Mungkin tidak gampang untuk menunjukkan keindahan kita dikala sesuatu yang berada di sekitar kita adalah kebalikannya. Namun, bukankah Tuhan Maha Menyayangi sehingga kasih-Nya masih dapat terpancar di dunia ini walau kini penuh dengan kesesakan, keputusasaan, kerusakan ?
Dan Tuhan pun menciptakan manusia dengan segala kekhasan sifat, sungguh sesuatu yang sia2 jika selama hidup kita tak pernah memberikan keindahan layaknya bunga bakung itu.
Tetaplah “ INDAH ” walau dunia tak lagi ramah. Tetaplah “ BERMANFAAT ” untuk siapapun, karena dengan siapa lagi kita hidup di dunia.
Tetaplah tersenyum & jangan lupa bahagia untuk hari ini.
No comments:
Post a Comment