…bangunlah hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang
mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu,
…. Dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat … “ (Efesus 5:14-15)
…. Dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat … “ (Efesus 5:14-15)
Selama 3,5 tahun Yesus
dapat mengatur waktu-Nya dengan baik.
Bagaimana dengan kita,
apakah kita sudah mempergunakan waktu kita dengan efektif ? Orang yang tidak
efektif adalah orang yang tidak dapat memanage waktu. Ia akan selalu
mengatakan: “Aku tidak punya waktu”. Kata tidak punya waktu sepertinya telah
menjadi garis batas antara keberhasilan dengan kegagalan.
2.
Punya suatu
sikap kalah
…Tuhan akan mengangkat engkau menjadi kepala
dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun …” (Ulangan
28:12-14) Yesus punya kepribadian pemenang. Orang yang punya
kepribadian seperti Yesus akan berkata : “Akan aku coba”. Tetapi seseorang yang punya kepribadian kalah, ia akan berkata : “Aku tidak bisa”. Ia sepertinya sedang membuat perhitungan dengan dirinya sendiri (Amsal 23:7a). Pernahkah kita berkata : “Aku ini orang yang kalah”, “Aku tidak bisa “ atau “Aku gagal”?
Kalau kita pernah mengucapkan hal itu berarti kita sedang membuat perhitungan dengan diri kita sendiri.
3. Berhenti untuk bertumbuh
kepribadian seperti Yesus akan berkata : “Akan aku coba”. Tetapi seseorang yang punya kepribadian kalah, ia akan berkata : “Aku tidak bisa”. Ia sepertinya sedang membuat perhitungan dengan dirinya sendiri (Amsal 23:7a). Pernahkah kita berkata : “Aku ini orang yang kalah”, “Aku tidak bisa “ atau “Aku gagal”?
Kalau kita pernah mengucapkan hal itu berarti kita sedang membuat perhitungan dengan diri kita sendiri.
3. Berhenti untuk bertumbuh
….maka Yesus bertumbuh dan
hikmatNya semakin bertambah” (Efesus 4 : 15) Yesus mengajak kita untuk
bertumbuh.
Kalau dulu kita tidak dapat berdoa sekarang dapat berdoa bahkan bisa mendoakan orang lain. Kalau dulu hanya sebagai jemaat biasa sekarang terlibat dalam pelayanan, dll.
4. Tidak punya rencana (tujuan hidup)
Kalau dulu kita tidak dapat berdoa sekarang dapat berdoa bahkan bisa mendoakan orang lain. Kalau dulu hanya sebagai jemaat biasa sekarang terlibat dalam pelayanan, dll.
4. Tidak punya rencana (tujuan hidup)
Banyak orang tidak tahu
tujuan hidupnya, tujuannya ke gereja, atau tujuannya melayani. Tetapi manusia
yang efektif harus punya tujuan.
5. Tidak mau berubah
5. Tidak mau berubah
Aristoteles mengatakan :
“Kita adalah apa yang kita lakukan berulang-ulang”. Kalau kita sering terlambat
berarti kita adalah orang yang suka terlambat. Tuhan memang tidak pernah
berubah karena Dia itu sempurna. Tetapi kita harus mau diubah untuk menuju pada
kesempurnaan. Orang yang mudah tersinggung adalah orang yang tinggi hati. Ini
harus diubah supaya menjadi orang yang rendah hati. Firman Tuhan katakan:
“Janganlah kita menjadi serupa dengan dunia ini, tapi berubahlah oleh
pembaharuan budimu”.
6. Gagal dalam menjalin hubungan dengan orang lain
Pribadi yang efektif
adalah seorang yang mampu berkomunikasi dalam hubungannya dengan orang lain.
7. Tidak mau bayar harga
7. Tidak mau bayar harga
… Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus
menyangkal diri, memikul salibnya dan mengikut Aku“. (Matius 16 : 24-26) Menyangkal
diri dan memikul salib adalah tindakan membayar harga.
Kalau kita sudah diselamatkan tapi hidup kita belum efektif, minta diubahkan dan bayar harga supaya menjadi pribadi yang efektif bagi Tuhan.
Kalau kita sudah diselamatkan tapi hidup kita belum efektif, minta diubahkan dan bayar harga supaya menjadi pribadi yang efektif bagi Tuhan.
Diambil dari Kumpulan Cerita "Mutiara Hati"
No comments:
Post a Comment