Popular Posts

Saturday, May 3, 2014

Lepas Dari Jerat Perselingkuhan dan Perzinahan

Lepas Dari Jerat Perselingkuhan dan Perzinahan

1 Korintus 6:18 memberikan peringatan yang sangat jelas yang kepada kita: Jauhkanlah dirimu dari percabulan!" Namun pada kenyataannya banyak dari kita justru merasa tidak perlu buru-buru lari darinya.Kita merasa peringatan ini hanyalah untuk orang Kristen yang lemah imannya. Sehingga bukannya menjauhinya, kita bermain-main sedikit di dalamnya, berpikir bahwa kita sanggup bertahan. Hati-hati! "Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!" (1 Kor 10:12) Ya, banyak orang yang jatuh dalam dosa perzinahan awalnya juga berpikir bahwa mereka kuat sampai akhirnya mereka kemudian terseret dan jatuh. Ingin terhindar dari perselingkuhan dan perzinahan? Mari jauhkan diri dari godaan, yang biasanya melalui 4 tahap berikut ini.
1. Pikiran Yang Tidak Terjaga
Ini adalah tahap dimana kita mulai berandai-andai tentang sesuatu yang ada hubungannya dengan orang lain. Anda bertanya-tanya seperti: "Apakah menurutnya saya menarik?" atau "Saya harap dia nanti duduk dekat saya saat rapat." Atau mungkin anda berusaha memanipulasi jadwal dan kegiatan Anda agar lebih sering bertemu dan berkomunikasi dengannya. Jika ini diteruskan, emosi Anda akan berkembang, fantasi yang salah akan makin mengakar, Dan Anda akan memikirkan orang lain yang bukan pasangan dalam suasana romantis atau seksual.
Solusi: Jika pemikiran-pemikiran yang tidak benar mulai muncul dalam kepala, jangan biarkan pikiran tersebut bersemayam dalam waktu lama. Segera bawa diri menjauh dari keadaan-keadaan yang menggoda. Ikuti nasihat dalam Amsal 7:25: "Janganlah hatimu membelok ke jalan-jalan perempuan itu, dan janganlah menyesatkan dirimu di jalan-jalannya." Lalu, gantilah pikiran itu dengan semua yang benar, mulia, adil, suci, manis, sedap didengar, semua kebajikan dan patut dipuji, seperti yang Tuhan inginkan (Fil 4:8).
2. Hati yang Tidak Terjaga
Ini adalah tahap dimana emosi mulai bergerak liar dan Anda mulai berbohong terhadap diri sendiri (mis. Anda berkata kepada diri sendiri bahwa Anda pantas bahagia). Anda mungkin mulai membangun ikatan emosional dengan orang lain dengan membuat alasan agar bisa menghabiskan lebih banyak waktu bersama. Anda mungkin melakukan hal-hal yang dapat membuatnya senang. Misalnya, jika dia berkata suka warna biru, maka Anda mulai lebih sering memakai baju warna biru. Atau jika dia berkata dia suka satu barang tertentu, Anda mengusahakannya dan memberikannya.
Solusi: Minta Tuhan untuk membantu mengendalikan emosi dan memberikan Anda hati yang bersih, yang condong kepada-Nya. Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! Dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati! (Yak 4:8).
Selain itu, pertimbangkan juga konsekuensinya jika hal ini berlanjut: pasangan yang terluka, hilangnya rasa hormat anak-anak, rekan dan kerabat kepada Anda, serta kerugian finansial.
3. Mulut yang tidak terjaga
Pada tahap ini, seseorang sudah melibatkan rayuan-rayuan verbal. Mungkin Anda sudah memberikan atau merespons pujian-pujian seperti:” Kamu banyak kemiripannya denganku.” Atau “Ketika di dekatmu, rasanya yang lain cuma mengontrak.” Kemudian rayuan yang biasa itu semakin berkembang menjadi seperti: “Andai saya belum menikah, kamu pasti jodohku.” Atau “Andai saja kita dulu bertemu lebih cepat.” Setelah itu, tahap selanjutnya Anda mulai menjelek-jelekkan pasangan: “Suamiku tidak pernah memujiku.” Atau “Istriku memperlakukanku seperti teller bank.”
Solusi: Fokus pada hal-hal positif dalam pernikahan Anda dan cobalah untuk memuji pasangan setidaknya sekali sehari. Sadarilah bahwa setiap rayuan yang Anda terima atau kirim melalui apapun medianya bisa saja dibaca oleh orang lain. Jika tidak mau mendapat malu, jangan mengetiknya atau menerimanya. Daripada menggunakan mulut untuk hal seperti itu, gunakan mulut untuk membangun pernikahan Anda sendiri. Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang  mendengarnya, beroleh kasih karunia. (Ef 4:29).
4. Tubuh yang Tidak Terjaga
Ini adalah tahap dimana perzinahan emosi telah berubah menjadi perzinahan fisik. Jika sebelumnya hanya melibatkan kata-kata, kini relasinya sudah melibatkan kontak fisik. Beberapa orang berkata bahwa perzinahan itu terjadi saat dua orang yang bukan pasangan yang sudah diberkati di hadapan Tuhan, melakukan hubungan intim. Ini tentu tidak benar, karena segala macam kontak, sekecil apapun itu, dengan seseorang yang bukan pasangan dan dilandasi atas dasar rasa suka (antara pria dan wanita), itu juga adalah perzinahan.
Solusi: Jika sikap Anda sudah melewati batas, hentikan semua kontak dengan orang tersebut, akui dosa Anda, dan minta pengampunan Tuhan serta bertobat. Berjanji untuk membersihkan semua kecemaran jasmani dan rohani (2 Kor 7:1) sehingga benar-benar Anda dapat mempersembahkan tubuh Anda sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah (Roma 12:1).

Ya, dalam prosesnya memang ada harga yang harus dibayar untuk menjauhi godaan. Namun, coba renungkan sejenak dan pertimbangkan lebih mahalnya harga yang harus Anda bayar jika Anda menyerah pada godaan satu ini. Pertimbangkan dampaknya terhadap Kristus, keluarga, dan bagi kesaksian Kristen Anda, serta rasa sakit yang akan Anda sendiri dan orang-orang yang Anda sayangi rasakan.

Diambil dari Renungan Harian Spirit Februari 2014


No comments:

Post a Comment