Popular Posts

Saturday, December 26, 2015

TANGGAL BERAPA YESUS LAHIR ?

Ada yang menyelidiki bahwa Yesus Kristus lahir sekitar bulan September atau Oktober (bertepatan dengan hari raya Tebernakel/ SUKKOT).

7. HARI RAYA TABERNAKEL, סכות - SUKOT atau hari raya pondok daun


* Imamat 23:34LAI TB, Katakanlah kepada orang Israel, begini: Pada hari yang kelima belas bulan yang ketujuh itu ada hari raya Pondok Daun bagi TUHAN tujuh hari lamanya.KJV Speak unto the children of Israel, saying, The fifteenth day of this seventh month shall be the feast of tabernacles for seven days unto the LORD.Hebrew, 
דַּבֵּר אֶל־בְּנֵי יִשְׂרָאֵל לֵאמֹר בַּחֲמִשָּׁה עָשָׂר יֹום לַחֹדֶשׁ הַשְּׁבִיעִי הַזֶּה חַג הַסֻּכֹּות שִׁבְעַת יָמִים לַיהֹוָה׃
Translit, DABÊR 'EL-BENEY YISRA'EL LE'MOR BAKHAMISYAH 'ASAR YOM LAKHODESY HASYEVI'I HAZEHKHAG HASUKOT SYIV'AT YAMIM LAYEHOVAH

Hari Raya Pondok Daun (Ibrani חג הסכות - KHAG HASUKOT, atau חג האסף - KHAG HA'ASIF(Pengumpulan hasil), Keluaran 23:16; 34:22; Imamat 23:34; Ulangan 16: 13). Hari
Raya ini berlangsung 7 hari, dan hari pertama beserta hari ketujuh merupakan perkumpulan kudus. Panen dituai dan orang tinggal di pondok-pondok yang dibuat dari cabang-cabang dan dahan-dahan pohon (Imamat 23: 39-43; Bilangan 29:12-38). 

Hari Raya ini dilangsungkan dalam musim gugur, pada waktu panen atau panen anggur, dan yang bertujuan bersyukur kepada Allah dengan mempersembahkan kepada-Nya sebuah keranjang penuh buah-buahan. Selanjutnya hari itu diberi nama Hari Raya Pondok Daun untuk mengenang pondok-pondok dari dedaunan yang menjadi tempat tinggal par pekerja selama pekerjaan panenan, serta pondok-pondok yang didirikan di Yerusalem selama tujuh hari pesta, lalu ditutup dengan hari ke delapan sebagai hari tambahan.

Hari Raya Pondok Daun, salah satu dari tiga pesta besar Yahudi, yang dirayakan dari tgl 15-22 bulan ke-7. Inilah akhir tahun ketika panen dituai, dan merupakan salah satu dari pesta ketika setiap lelaki harus muncul di hadapan Tuhan (Keluarga 23:14-17; 34:23; Ulangan 26:16. Pesta itu sangat meriah (Ulangan 16:14). Nama 'hari raya pondok daun' berasal dari kebiasaan bahwa setiap orang Israel harus diam di pondok yg dibuat dari cabang dan daun selama 7 hari pesta itu (Imamat 23:42). 

Selama 7 hari pesta itu korban-korban dipersembahkan. Pada hari pertama 13 lembu jantan dan binatang-binatang lain, setiap hari jumlahnya dikurangi sampai pada hari ketujuh 7 ekor lembu jantan dikorbankan. Pada hari ke-8 diadakan perkumpulan khidmat, yg dipersembahkan seekor lembujantan, seekor kambing jantan, dan 7 ekor anak domba (Bilangan 29:36). Yohanes 7:37 menyebut hari ini 'puncak perayaan itu'. 

Pesta ini yang ditetapkan oleh Allah tidak pernah terlupakan. Diadakan pada waktu Salomo (2 Tawarikh 8: 13), Hizkia (2 Tawarikh 31:3; bandingkan Ulangan 16:16) dan sesudah Pembuangan (Ezra 3:4; Zakharia 14:6, 18-19). Upacara penumpahan air yang diadakan dalam pesta ini sesudah zaman Pembuangan, dan yang dicerminkan dalam pengumuman Yesus di Yohanes 7:37 dab, tidak ditetapkan dalam Pentateukh. Upacara ini mengakui bahwa hujan merupakan pemberian Tuhan yg dibutuhkan supaya tanah subur (bandingkan Zakharia 14: 17; 1 Samuel 7:6). Pesta ini mengingatkan orang Yahudi akan keluaran dari Mesir dan pengembaraan Israel di padang gurun pada saat mereka tinggal di pondok (Imamat 23:43). Tapi ini tidak merupakan bukti bahwa suatu pesta berlatar belakang agraris telah diubah menjadi pesta yg bersifat historis. Malah, pesta ini menunjukkan bahwa kehidupan Israel didasarkan pada penebusan yang pada akarnya -berarti pengampunan dosa. Hal ini membedakan pesta ini dari pesta-pesta negeri tetangga, yang akarnya terletak dalam dongeng-dongeng mengenai tindakan ilahi. [/list]


Jika Anda ingin menyelidiki, Anda dapat memulai dari ayat ini...* Lukas 1:5, 
"Pada zaman Herodes, raja Yudea, adalah seorang imam yang bernama Zakharia dari rombongan Abia. Isterinya juga berasal dari keturunan Harun, namanya Elisabet."


Kemudian...

* 1 Tawarikh 24:10, 
"yang ketujuh pada Hakos; yang kedelapan pada Abia;"



KETERANGAN :

Injil Lukas 1:5 mencatat bahwa Zakaria, suami Elisabet, kakak ipar Maria ibu Yesus, menjadi imam dari rombongan Abia. Menurut 1Tawarikh 24:10 rombongan Abia mendapat urutan ke-8 dalam tugas di Bait Suci. Tiap rombongan bertugas rutin satu minggu, dua kali dalam setahun.

Jadwal tugas imam ditetapkan menurut kalender keagamaan yang dimulai dengan bulan Nisan yaitu pertengahan Maret. Jadi Zakaria bertugas pada pertengahan Mei. Tetapi karena hari raya Syavuot (Pentakosta) jatuh pada akhir Mei dan semua imam diminta bertugas bersama, Zakaria harus menetap di Bait Suci untuk tambahan dua minggu. Akibatnya ia baru pulang ke rumah untuk menemui isterinya pada awal minggu kedua bulan Juni.


Selanjutnya...

* Lukas 1:24, 
"Beberapa lama kemudian Elisabet, isterinya, mengandung dan selama lima bulan ia tidak menampakkan diri, katanya:"


Akhirnya...

* Lukas 1:36, 
"Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu."



KETERANGAN :

Elisabet mulai hamil pertengahan Juni (Lukas 1:24). Pada saat Elisabet hamil 6 bulan, malaikat Gabriel datang kepada Maria, yaitu pertengahan Desember. Maria mulai mengandung saat itu (Lukas 1:36). Walaupun Yesus dikandung dari Roh Kudus (Lukas 1:35), Yesus dilahirkan pada akhir bulan September atau awal Oktober dan saat itulah orang Yahudi merayakan hari raya Tabernakel (Honorof, R.A., 1997, "The Return of the Messiah").

Hari raya Tabernakel (Sukkot) setiap tahun pada tanggal 15 bulan Tishri dan dirayakan selama satu minggu. Ini berarti menurut ketentuan Taurat tanggal kelahiran Yeshua HaMashiach (Yesus Kristus) jatuh pada tanggal 15 Tishri menurut kalender Yahudi. Menurut kalender international (Gregorian), pada tahun 2005 tanggal 15 Tishri 5766 jatuh pada October 18, 2005 yang lalu; sedangkan pada tahun 2006 jatuh pada tanggal 7 Oktober. Tahun 2015 tanggal 15 Tishri 5776 jatuh pada 28 September 2015. 



Pendapat Yesus lahir bertepatan dengan hari raya Tabernakel (Sukkot), didasarkan dari hal-hal berikut ini :

Hukum Taurat dalam Imamat 23 menetapkan 7 HARI RAYA untuk diperingati dan dirayakan pada waktu tertentu setiap tahun. Hari-hari raya tersebut meliputi Paskah, Roti Tidak Beragi, Buah Sulung, Pentakosta, Sangkakala, Pendamaian, dan Tabernakel. Semuanya itu adalah hari-hari raya TUHAN. Setiap hari raya mengungkapkan satu segi kehidupan Yesus, yaitu Firman Tuhan yang untuk sementara waktu datang ke planet bumi dalam wujud manusia.
Bahwa 7 hari raya tersebut merupakan nubuatan tentang Mesias yang semuanya digenapi secara utuh oleh Yesus dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Paskah (PESAKH): Yesus adalah domba Paskah kita. Inilah hari kematian-Nya (Imamat 23:5, bandingkan Yohanes 19:14)

2. Roti tidak Beragi (KHAG HAMATSOT): Yesus adalah Roti Hidup, Roti tidak Beragi yang turun dari surga. Ia tidak berdosa karena ragi menyatakan dosa. (Imamat 23:6)

3. Buah Sulung (SFIRAT HA'OMER): Yesus adalah Buah Sulung kebangkitan dari kematian. (Imamat 23:10-11)

4. Pentakosta (SYAVUOT): Yesus adalah Pembaptis dengan Roh Kudus. (Imamat 23:15-16)

5. Sangkakala (ROSY HASYANAH): Yesus adalah Mempelai Pria yang menjemput Mempelai Perempuan (Gereja) dalam Pengangkatan Gereja (rapture). (Imamat 23:24)

6. Pendamaian (YOM KIPPUR): Yesus adalah Mesias orang Yahudi yang datang kedua kalinya. (Imamat 23:27)

7. Tabernakel (SUKKOT) atau hari raya pondok daun: Yesus akan memerintah sebagai Raja Damai dalam Kerajaan 1000 Tahun. (Imamat 23:34)


Dalam 7 hari raya tersebut, semua segi kehidupan Yesus yang penting sudah dan akan diungkapkan. Kematian dan kebangkitan-Nya telah dinubuatkan dalam Taurat. Pengangkatan Gereja dan Kedatangan-Nya yang kedua telah dinubuatkan dalam 7 Hari Raya itu, tetapi adakah petunjuk tentang hari kelahiran-Nya? Tentu saja, pada hari raya yang ke-7 yaitu hari raya Tabernakel. Hal ini membentuk suatu pola, kalau hari raya pertama menunjuk pada kematian-Nya, maka hari raya terakhir menunjuk pada kelahiran-Nya; kalau hari raya ke-6 menunjuk pada kedatangan-Nya yang kedua, maka pada hari raya ke-7 menunjuk pada kedatangan-Nya yang pertama.

Hari raya Tabernakel (Sukkot) merupakan hari raya yang paling meriah di antara ke-7 hari raya dan disebut juga sebagai Festival Cahaya. Saat itu Bait Suci bagaikan bermandikan cahaya, di Serambi Wanita dipasang 4 kandil pada empat penjuru seakan-akan ingin menerangi bangsa-bangsa. Ini merupakan petunjuk bahwa Terang Dunia itu sedang datang menerangi bangsa-bangsa yang masih berada dalam kegelapan dosa. Hari raya Tabernakel juga merupakan suatu masa raya yang penuh sukacita. Dalam suasana itulah, malaikat datang kepada para gembala di padang bersama kawanan domba mereka dan berkata, "Jangan takut karena sesungguhnya aku memberitakan kesukaan besar bagi seluruh bangsa" (Lukas 2:10).


(Dikutip dari Yohannes/Biblika)

Kalau begitu, mengapa dunia merayakan kelahiran Yesus pada 25 Desember? Kelahiran Yesus tidak pernah dirayakan sampai tahun 336. 
Kelahiran-Nya mulai dirayakan setelah kaisar Roma yang bernama Konstantin (285-337) menyatakan diri menjadi pemeluk Kristen. 
Sudah menjadi tradisi setiap 25 Desember penduduk kota Roma merayakan pesta besar yang disebut Saturnalia Romawi untuk menyambut kembalinya matahari ke belahan bumi utara setelah mencapai garis balik selatan. Ketika siang hari menjadi lebih panjang, dewa matahari dianggap telah lahir kembali dan mereka bergembira-ria sambil tukar-menukar hadiah.

Ketetapan untuk mengkonversikan 25 Desember menjadi hari raya Nasrani dengan menjadikannya sebagai hari kelahiran Yesus dilakukan oleh Paus Julius I pada pertengahan abad 4 di kota Roma (Worldwide Church of God, 1985 "The Plain Truth About Christmas"). Ketetapan tersebut tidak dapat diterima oleh gereja-gereja di Yerusalem yang menolaknya sampai abad 6 (Wagner, C. 1995 "Bridges for Peace").
Setelah itu secara tidak resmi umat Kristiani menerima 25 Desember sebagai hari kelahiran Yesus, walaupun banyak yang mengetahui bahwa itu bukan tanggal yang sesungguhnya.


-----------------------------


BAGAIMANA DENGAN PERHITUNGAN TAHUNNYA?


Pernah ada pendapat dari seorang Imam Italia Dionysius Exiguus yang hidup di abad 6 mengakibatkan kelahiran menetapkan bahwa tahun kelahiran Yesus adalah tahun 1 Masehi. Namun pendapat ini tidak sesuai dengan catatan sejarah yang sudah ada sebelumnya.

Kelahiran Yesus jelas harus terjadi sebelum kematian Raja Herodes Agung yang ingin membunuhnya dengan memerintahkan pembunuhan semua bayi berumur di bawah 2 tahun di Betlehem (Matius 2:16). Flavius Josephus (37-100), sejarawan Yahudi abad pertama, mengatakan bahwa sesaat sebelum Herodes meninggal telah terjadi gerhana bulan yang menurut para pakar perbintangan terjadi pada 13 Maret tahun 4 sebelum Masehi (Antiquities of the Jews, XVII, vi, 167). Dengan mengacu pada taksiran Herodes bahwa bayi yang baru lahir itu tidak lebih dari 2 tahun usianya, maka taksiran intelektual tahun kelahiran Yesus sekitar tahun 4-5 sebelum Masehi.


(Dikutip dari sarapanpagi.org)

Yeshua

...akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus [Ibr.Yeshua] karena Dialah yang akan menyelamatkan umatNya dari dosa mereka ( Matius 1:21)
Sesuai ketetapan Torah, pada usia delapan hari dalam upacara b€™rit-milah atau khitanan, anak tersebut diberi nama Yeshua(yud-shin-waw-ayin) ben Yosef, Yeshua anak Yosef. Ia lahir dari Roh Kudus melalui ibu bangsa Ibrani bernama Miryam, yang dalam dialek Aramaik yang umum saat itu disebut Maryam.
Sesuai dengan kesaksian Yosephus, sejarawan bangsa Yahudi pada abad pertama, dalam dialek Aramaik Yeshua dipanggil dengan sebutan Yeshu, huruf akhir ayin tidak diucapkan (sekedar contoh, orang Indonesia menyebut Australia dengan Australi ; atau Michele dalam bahasa Perancis disebut Michel ).
Karena alfabet Yunani tidak memiliki huruf €˜yod€™ maka huruf €˜iota€™ Yunani dianggap sebagai padanan yang paling dekat dengan €˜yodIbrani. Lidah Yunani juga sulit menyebut huruf €˜shin€™ (sh) sehingga huruf ini diganti dengan huruf €˜sigma€™ (s). Demikian juga subyek tunggal maskulin di-imbuhi €˜sigma (s) sehingga nama Aramaik Yeshu dalam bahasa Yunani dilafalkan menjadi Iesous (Charles B Abraham, €œA Rose by Any Other Name€, Petah Tikvah July-September 2001, hal 28). Kemudian nama tersebut diserab ke bahasa Latin (Italia) sebagai Yesus, ke bahasa Arab sebagai Yasu (penutur Arab Kristen), ke bahasa Belanda sebagai Jezus, ke bahasa Inggris sebagai Jesus dan ke bahasa Indonesia sebagai Yesus.
Sekelompok orang berkata tidak penting kita mengetahui sebutan asli nama Yesus, bahkan tidak kurang sampai seorang Shakespear berujar, €œMawar tetap mawar sekalipun disebut dengan nama lain€. Namun ungkapan Shakepear belum dapat mewakili seluruh spektrum kebenaran. Mawar tetap harum walaupun diberi nama lain, tetapi orang yang mempunyai cita rasa yang sehat tidak akan pernah menamainya Bunga Tahi Kotok!
Walaupun dapat diucapkan dalam berbagai dialek, hanya dalam bahasa Ibrani-Aramaik saja nama Yeshua mempunyai makna seperti yang dimaksudkan oleh Roh Kudus. Tentulah malaikat berbicara kepada Yosef dalam bahasa Ibrani yang dimengerti Yosef. Sekalipun secara politik Israel berada di bawah penjajahan Romawi dan secara budaya di bawah pengaruh Yunani (Helenisme), bahasa Ibrani tetap digunakan oleh orang Yahudi di Israel khususnya dalam hal-hal yang berhubungan dengan ibadah. Tetapi, apakah Injil Matius ditulis dalam bahasa Ibrani? Papias, seorang murid Rasul Yohanes menulis seperti yang dikutip oleh Eusebius, €œMatius menyusun Kisah-kisah itu dalam bahasa Ibrani dan setiap orang menafsirkan menurut kemampuannya€ (Encyclopedia Britanica, CD Deluxe 2000, entry Matthew,St).
Adalah bahasa Ibrani yang dapat mengungkapkan makna di dalam nama Yeshua. Ada tiga pendekatan yang dapat digunakan. Pertama, perkataan Ibrani untuk €œakan menyelamatkan (Mat1:21) adalah yoshia yang memiliki akar kata Ibrani (yod-shin-ayin) yang sama dengan Yeshua (yod-shin-waw-ayin). Jadi nama Yeshua diberikan atas dasar apa yang akan dilakukannya(tseman atit, future tense). Sebagai pembanding, perkataan Ibrani untuk €œtelah menyelamatkan (tseman avar, past tense) adalah yesha (yod-shin-ayin) dan bentuk sekarang €œsedang menyelamatkan€ adalah moshia dengan akar kata (mem-shin-ayin). Ketika menyatakan diri kepada Saul, Yeshua sendiri menyebut namaNya dalam bahasa Ibrani, €œAkulah Yeshua yang kau aniaya€ (Kisah Rasul 26:14).
Kedua, secara etimologis, nama Yeshua adalah kontraksi dari Y€™hoshua atauYahushua (yod-he-waw-shin-ayin) yang berarti €˜YHWH Menyelamatkan. Dalam Bilangan 13:16 Musa menamai Hosea ben Nun dengan Yahushua. Hoshea yang mengandung arti €œkeselamatan menjadi Y€™hoshua atau dapat juga dilafalkan Yahushua yang berarti€œYHWH adalah keselamatan€. Dalam alkitab LAI Yahushua diterjemahkan sebagai Yosua (Bil 13:16). Kitab Suci bahasa Ibrani dalam Nehemia 8:17 mencatat bahwa namaYahushua ben Nun (yod-he-waw-shin-ayin) ditulis Yeshua ben Nun (yod-shin-waw-ayin). Naskah Kitab Suci bahasa Ibrani menunjukkan adanya bentuk penyingkatan tersebut. Jadi nama Yeshua bersifat alkitabiah.
Ketiga, Yeshua adalah bentuk maskulin dari kata Ibrani yeshuah yang berarti keselamatan (David Stern dalam Jewish New Testament Commentary, 1992, hal 4). Yesaya 12:2-3 menunjukkan hal ini, €œSungguh El itu yeshua (keselamatan)-ku, aku percaya dengan tidak gemetar, sebab Yah YHWH itu kekuatanku dan mazmurku, dan Ia telah menjadi yeshuah ( keselamatan) bagiku. Maka kamu akan menimba air air dengan kegirangan dari mata air yeshuah (keselamatan) (Green Interlinear Bible). Dalam Mazmur 3:9 tertulis, €œDari YHWH datang yeshuah (keselamatan), biarlah berkatmu ada atas umatMu. Dari segi gaya penulisan Yahudi, ayat tersebut menunjuk kepada gaya penulisan yang disebut €˜remesh€™ atau isyarat yaitu bahwa akan datang kelak sang Yeshua yang akan menyelamatkan umatNya.
Tidak ada bahasa selain bahasa Ibrani yang membuat nama Yesus menjadi demikian kaya makna. Adalah keindahan dan kedalaman arti nama Yeshua dalam bahasa Ibrani yang mendorong kami untuk mengibarkan €™Nama di atas segala nama yang olehnya kita dapat diselamatkan di tengah umat Kristen di kepulauan Nusantara ini (BO).
Sebagai kata benda, Yeshua €“Keselamatan.
Sebagai kata kerja, Yeshua Dia akan Menyelamatkan.
Sebagai bentuk kontraksi, Yeshua€“ Yahweh Menyelamatkan.

(Oleh : Ir Benyamin Obadyah,MURP )

Menilik Kembali Asal Mula Perayaan Natal

Tanggal 25 Desember, dunia merayakan Hari Natal. Perayaan tersebut dianggap memperingati kelahiran Yesus Kristus. Namun, benarkah Yesus lahir pada tanggal tersebut? Lalu, bagaimana perayaan Natal di masa gereja mula-mula? Bagaimana pula asal-usul pernak pernik Natal, seperti pohon Natal? Simak sejarah Natal berikut!

Sejarah Singkat Perayaan Natal

Awalnya, perayaan Natal diperkirakan berasal dari festival Romawi dan negara Eropa lainnya yang menandai akhir masa panen dan masa titik balik matahari di musim gugur. Menurut sejarah awal Romawi, penentuan tanggal 25 Desember sebagai masa awal kelahiran Yesus Kristus dilakukan pada abad ke-4. Beberapa kebiasaan dari perayaan yang masih bertahan sampai saat ini termasuk mendekorasi rumah dengan tumbuh-tumbuhan hijau, pemberian hadiah, menyanyikan lagu-lagu dan menyiapkan masakan istimewa.

Kaum Puritan beranggapan bahwa Natal bukan bagian dari Kekristenan. Mereka tidak menemukan 25 Desember sebagai tanggal kelahiran Yesus di Alkitab dan berkeras bahwa tanggal tersebut diperoleh dari masa perayaan musim dingin kaum penyembah berhala di Roma kuno, Saturnalia. Pada tahun 1620, Kaum Puritan bekerja dalam proyek pembangunan dan dengan terang-terangan mengabaikan perayaan Natal.

Pernyataan bahwa perayaan Natal mengalihkan orang dari kesalehan religius berlanjut sampai Puritanisme menyusut. Pada tahun 1827, seorang Uskup Episkopal menyatakan bahwa Iblis telah mencuri Natal dan membuatnya menjadi suatu festival duniawi yang dirayakan dengan minum-minuman keras dan berbicara kasar. Sepanjang tahun 1800, banyak pemimpin religius yang masih berusaha untuk bertahan pada hal itu.

Masa liburan tersebut dikembangkan lebih lanjut dari legenda Santo Nicholas. Meskipun sejarah tidak mengkonfirmasi hal ini, orang yang dianggap Santo Nicholas hidup pada abad ke-4 dan dipercaya sebagai seorang uskup di Asia Kecil. Banyak peristiwa ajaib seputar dirinya yang diragukan, namun demikian, beberapa negara tetap memakai namanya sebagai santo pelindung mereka. Ia dianggap sebagai santo pelindung dari anak-anak, pelaut dan kaum miskin.

Untuk menghormatinya, Festival Santo Nicholas diadakan pada tanggal 6 Desember dan hadiah-hadiah diberikan pada malam sebelumnya. Tradisi ini kemudian berkembang di banyak negara Eropa di abad ke-12. Akhirnya, karena Hari Santo Nicholas dan Hari Natal sangat berdekatan, tradisi keduanya pun dikombinasikan.

Santo Nicolas memiliki berbagai karakter di negara-negara tertentu. Contohnya, Belanda memiliki Sinter Klaas; Father Chrismas yang memberikan hadiah di Inggris Raya; Père Noël melakukan hal yang sama di Perancis; dan di Jerman terdapat Santo Nicholas yang memiliki banyak nama termasuk Klaasbuur, Burklaas, Rauklas, Bullerklaas, dan Sunnercla, meskipun Father Christmas juga menjadi popular. Di Amerika Serikat, nama Sinter Klaas menjadi Santa Claus.

Natal meraih popularitas saat berubah menjadi perayaan domestik, setelah publikasi Clement Clarke Moore "Kunjungan dari Santo Nicholas' dan gambar Thomas Nast di Harper's Weekly, yang menggambarkan gambaran Santa dengan janggut putih yang memberikan hadiah bagi anak-anak. Penekanan baru ini mengurangi kekuatiran para pemimpin religius bahwa perayaan itu akan berakhir dengan minum-minum dan berserapah.

Asal Kata

Kata Natal (Christmas) di Inggris Kuno berasal dari kata Cristes Maesse, Misa Kristus, pertama kali ditemukan pada tahun 1038, dan Cristes-messe, pada tahun 1131. Di Belanda adalah Kerst-misse, dalam bahasa Latin Dies Natalis, yang membuat Noël dalam bahasa Perancis, dan bahasa Itali Il natale; dalam bahasa Jerman Weihnachtsfest, dari suatu upacara sakral kuno.

Asal Usul Pohon Natal

Pohon Natal merupakan hiasan yang hampir selalu ada di setiap perayaan Natal. Tradisi ini juga memiliki banyak cerita tentang asal usulnya, antara lain berikut ini.

Orang Romawi mendekorasi rumah mereka dengan cabang pohon evergreenselama tahun baru dan penduduk asli kuno dari Eropa Utara memotong batang pohon evergreen - simbol kuno bagi kehidupan di tengah musim dingin - dan menanamnya di dalam rumah.  Praktek ini diikuti oleh sebagian orang Kristen mula-mula yang merasa perlu menghormati orang Romawi. Namun, banyak orang Kristen mula-mula, seperti Tertullian yang memusuhi praktek seperti itu. Kemudian, pada masa awal Abad pertengahan muncul sebuah legenda yang menceritakan bahwa saat Kristus lahir di akhir musim dingin, setiap pohon seluruh dunia secara ajaib meluruhkan es dan salju di cabang pohonnya dan memproduksi cabang baru yang hijau.

Pada saat yang sama, misionaris Kristen berkotbah pada orang Jerman dan Slavia mengambil pendekatan yang lebih toleran dari praktek kebudayaan. Para misionaris ini percaya bahwa Sang Inkarnasi memproklamirkan ketuhanan Yesus atas segala simbol yang awalnya digunakan untuk menyembah para dewa pagan. Hal ini tidak hanya berlaku bagi manusia secara individual, tetapi juga terhadap kebudayaan, simbol-simbol dan tradisi yang telah berubah. Tentunya, hal ini tidak berarti mereka bertoleransi terhadap penyembahan dewa-dewa pagan.

Tidak ada catatan jelas tentang pohon yang digunakan sebagai simbol Natal sampai pada Abad Pencerahan - berawal dari Latvia pada tahun 1510 dan Strasbourg tahun 1521. Legenda juga mencatat Martin Luther dengan penemuan pohon Natal, tetapi cerita tersebut memiliki sedikit dasar sejarah. Menurut legenda lainnya, misionaris abad ke-8, Boniface, setelah memotong sebuah pohon oak yang disakralkan bagi dewa pagan Thor (dan digunakan untuk pengorbanan manusia), menunjuk sebuah pohon cemara sebagai simbol kasih dan belas kasihan Allah.

Teori yang paling dapat dipercaya di balik kemunculan pohon Natal di abad ke-16 berhubungan dengan sebuah permainan drama di Abad Pertengahan. Drama tersebut mulai menjadi bagian dari liturgi gereja. Tetapi, di akhir Abad Pertengahan, drama tersebut semakin kasar dan didominasi oleh orang awam serta mengambil tempat di ruangan terbuka. Drama tersebut memperingati hari kelahiran (Nativity) terhubung dengan cerita penciptaan - karena Malam Natal juga dianggap sebagai hari festival Adam dan Hawa. Sebagai bagian dari drama itu, Taman Eden disimbolisaskan sebagai pohon firdaus yang digantungi buah.

Pada abad ke-16, drama tersebut dilarang di banyak tempat. Karena itu lah mungkin orang-orang memasang pohon firdaus di rumah mereka sebagai kompensasi karena mereka tidak lagi dapat menikmati permainan drama tersebut. Pohon Natal mula-mula (atau cabang pohon hijau) digunakan di rumah mengacu sebagai firdaus. Mereka sering digantungi dengan wafer yang mensimbolisasi Ekaristi, yang dikembangkan menjadi ornamen kue-kue yang mendekorasi pohon Natal di Jerman saat ini. Deskripsi detail pertama pohon seperti itu bertanggal pada 1605.

Kebiasaan tersebut meraih popularitas sepanjang abad 17-18, melawan protes berbagai pendeta. Pendeta Lutheran, Johann von Dannhauer contohnya, mengeluhkan (seperti Tertullian) bahwa simbol tersebut mengalihkan perhatian para pemercaya dari "pohon hijau" yang sesungguhnya, Yesus Kristus. Tetapi hal ini tidak menghentikan banyak gereja untuk memasang pohon Natal di dalam tempat ibadah mereka. Bersama dengan pohon itu, pohon sering kali berbentuk piramid kayu - rak-rak lemari berisi lilin-lilin, kadang satu bagi setiap anggota keluarga. Akhirnya, piramid dari lilin-lilin inilah yang ditempatkan di pohon.

Pohon Natal hanya menjadi umum di negara berbahasa Inggris di abad ke-19, dipopulerkan di Inggris oleh Ratu Victoria dan diperkenalkan di Amerika oleh imigran berbahasa Jerman. Saat ini, pohon Natal dijadikan jembatan antara arti perayaan Kristen dan ekspresi sekularnya.

Berikut fakta-fakta Natal :


- Beberapa orang Kristen merayakan kedatangan Yesus Kristus pada tanggal 6 Januari, Epifani, yaitu saat Ia dipercayai dibabtis.

- Lagu "Dua Belas Hari Natal" (The Twelve Days of Christmas) mengacu pada 12 hari antara Natal dan Epifani.

- Kata Xmas lebih sering digunakan daripada Natal. Di bahasa Yunani, X adalah huruf pertama dari nama Kristus.

- Pada tahun 1969, gereja Katolik Roma mengeluarkan Festival Santo Nicholas dari kalendernya karena masa hidupnya tidak terdokumentasikan.

- Sinterklas secara umum digambarkan sebagai seorang kurcaci sampai tahun 1931, saat Coca-Cola menggambarkannya dalam iklan dalam ukuran manusia.

- Rudolph tidak menjadi rusa ke-9 Santa sampai tahun 1939 saat seorang penulis periklanan bagi sebuah department store Montgomery Ward menciptakannya.

Sumber : Jawaban.com

Thursday, December 24, 2015

Laba-Laba, Lebah, dan Semut

Coba rusak jaring laba-laba dan dengan segera dibuat lagi.

Ambil madu lebah maka dengan cepat mereka buat sarang baru yang menghasilkan madu.

Coba hancurkan rumah semut maka dalam waktu singkat mereka akan sibuk menuntaskannya.

Laba-laba, lebah, dan semut memberikan inspirasi kepada kita tentang bagaimana menghadapi kerasnya kehidupan ini dengan satu tekad : " PANTANG MENYERAH " dan "
MULAILAH BANGKIT !! ".

Jangan pernah menyerah jika sedang berusaha meraih impian. Tidak ada alasan untuk menyerah. Orang yang gagal selalu mencari-cari alasan, tapi orang yang berhasil selalu mencari jalan.

Tahukah bahwa kita berhasil dalam hidup ini tidak hanya sekedar berada pada tempat dan waktu yang tepat, tapi juga berada pada waktu dan tempat yang salah, namun tidak pernah menyerah.

Kita boleh saja memiliki impian yang besar. Tapi tanpa semangat, kerja keras, ketabahan hati, tahan uji, pantang menyerah, maka impian itu hanyalah sebuah fantasy atau khayalan belaka.

Kita tak akan pernah melihat impian itu menjadi nyata dalam hidup ini.
Kita hanya bisa menikamati impian dalam pikiran atau imajinasi saja.

Ketika putus asa, ragu, lelah, atau hampir diambang kegagalan, ingatlah kembali akan impian yang ingin diraih. Impian itu akan menjadi sumber inspirasi yang akan selalu menguatkan kita dan memberi sebuah motivasi yang besar.

Hidup ini memang keras tetapi bukan berarti harus menyerah begitu saja tanpa mencoba cara yang lain. Biarlah kesuksesan yang ditemukan pada diri prang lain menjadi cambuk untuk kita bangkit kembali. Kalau mereka bisa berhasil kenapa kita tidak bisa seperti mereka.

JANGAN PERNAH MENYERAH SAHABAT !!

TERUSLAH BERJUANG...

IT`S A LIFE, YOUR LIFE, MY LIFE, OUR LIFE...

Anak Yang Cacat

Seorang Ibu sangat gembira ketika menerima telegram dari anaknya yang telah bertahun-tahun menghilang. Apalagi ia adalah anak satu-satunya. Maklumlah anak tersebut pergi ditugaskan perang ke Vietnam pada 4 tahun yang lampau dan sejak 3 tahun yang terakhir, orang tuanya tidak pernah menerima kabar lagi dari putera tunggalnya tersebut. Sehingga diduga bahwa anaknya gugur di medan perang. Anda bisa membayangkan betapa bahagianya perasaan Ibu tersebut. Dalam telegram tersebut tercantum bahwa anaknya akan pulang besok.

Esok harinya telah disiapkan segalanya untuk menyambut kedatangan putera tunggal kesayangannya, bahkan pada malam harinya akan diadakan pesta khusus untuk dia, dimana seluruh anggota keluarga maupun rekan-rekan bisnis dari suaminya diundang semua. Maklumlah suaminya adalah Direktur Bank Besar yang terkenal diseluruh ibukota.

Siang harinya si Ibu menerima telepon dari anaknya yang sudah berada di airport.

Si Anak: “Bu bolehkah saya membawa kawan baik saya?”

Ibu: “Oh sudah tentu, rumah kita besar dan kamarpun cukup banyak, bawa saja, jangan segan-segan bawalah!”

Si Anak: “Tetapi kawan saya adalah seorang cacat, karena korban perang di Vietnam.”

Ibu: “……oooh tidak jadi masalah, bolehkah saya tahu, bagian mana yang cacat?” – nada suaranya sudah agak menurun

Si Anak: “Ia kehilangan tangan kanan dan kedua kakinya!”

Si Ibu dengan nada agak terpaksa, karena si Ibu tidak mau mengecewakan anaknya: “Asal hanya untuk beberapa hari saja, saya kira tidak jadi masalah..”

Si Anak: “…tetapi masih ada satu hal lagi yang harus saya ceritakan sama Ibu, kawan saya itu wajahnya juga rusak.. begitu juga kulitnya, karena sebagian besar hangus terbakar, maklumlah pada saat ia mau menolong kawannya ia menginjak ranjau, sehingga bukan tangan dan kakinya saja yang hancur melainkan seluruh wajah dan tubuhnya turut terbakar!”

Si Ibu dengan nada kecewa dan kesal: “Nak, lain kali saja kawanmu itu diundang ke rumah kita, untuk sementara suruh saja tinggal di hotel, kalau perlu biar ibu yang bayar nanti biaya penginapannya..”

Si Anak: “…tetap ia adalah kawan baik saya Bu, saya tidak ingin pisah dari dia!”

Si Ibu: “Coba renungkan nak, ayah kamu adalah seorang konglomerat yang ternama dan kita sering kedatangan tamu para pejabat tinggi maupun orang-orang penting yang berkunjung ke rumah kita, apalagi nanti malam kita akan mengadakan perjamuan malam bahkan akan dihadiri oleh seorang menteri, apa kata mereka apabila mereka nanti melihat seorang anak dengan tubuh yang cacat dan wajah yang rusak. Bagaimana pandangan umum dan bagaimana lingkungan bisa menerima kita nanti? Apakah tidak akan menurunkan martabat kita bahkan jangan-jangan nanti bisa merusak citra binis usaha dari ayahmu nanti.”

Tanpa ada jawaban lebih lanjut dari anaknya telepon diputuskan dan ditutup.

Orang tua dari kedua anak tersebut maupun para tamu menunggu hingga jauh malam ternyata anak tersebut tidak pulang, ibunya mengira anaknya marah, karena tersinggung, disebabkan temannya tidak boleh datang berkunjung ke rumah mereka.

Jam tiga subuh pagi, mereka mendapat telepon dari rumah sakit, agar mereka segera datang ke sana, karena harus mengidetifitaskan mayat dari orang yang bunuh diri. Mayat dari seorang pemuda bekas tentara Vietnam, yang telah kehilangan tangan dan kedua kakinya dan wajahnyapun telah rusak karena kebakar. Tadinya mereka mengira bahwa itu adalah tubuh dari teman anaknya, tetapi kenyataannya pemuda tersebut adalah anaknya sendiri! Untuk membela nama dan status akhirnya mereka kehilangan putera tunggalnya!

Kita akan menilai bahwa orang tua dari anak tersebut kejam dan hanya mementingkan nama dan status mereka saja, tetapi bagaimana dengan diri kita sendiri? Apakah kita lain dari mereka?

Apakah Anda masih tetap mau berkawan:
……. dengan orang cacat?
……..yang bukan karena cacat tubuh saja?
……. tetapi cacat mental atau
……..cacat status atau cacat nama atau
……..cacat latar belakang kehidupannya?

Apakah Anda masih tetap mau berkawan dengan orang
…….yang jatuh miskin?
…… yang kena penyakit AIDS?
…….yang bekas pelacur?
…….yang tidak punya rumah lagi?
…….yang pemabuk?
…….yang pencandu?
…….yang berlainan agama?

Renungkanlah jawabannya hanya Anda dan Tuhan saja yang mengetahunya. Dan yang paling penting adalah “SIKAP” kita dalam memandang suatu hal harus kita ubah menjadi yang lebih baik atau lebih positif. Karena dengan sikap positif secara otomatis akan menumbuhkan sikap rendah hati, peduli terhadap orang lain dan tentunya hal-hal lain yang lebih baik.

Thursday, December 17, 2015

Keberhasilan Adalah Permainan Hubungan

Ada yang bilang kalau keberhasilan adalah permainan hubungan (success is relationship game). Hasil penelitian DR Thomas Harrell menunjukan betapa dekat korelasi antara 'hubungan' dan 'keberhasilan'. Mantan profesor Standord University ini pernah meneliti ratutas alumni yang bergelar MBA, ia menemukan bahwa nilai tidak terlalu menentukan keberhasilan para alumni dalam dunia usaha. Alumi yang berhasil dalam usaha dan bekerja dengan gaji yang tinggi adalah mereka yang pintar dalam berkomunikasi dan bersosialisasi.

Sekali lagi, hasil penelitian ini meneguhkan pendapat "the quality of your life is the quality of your relationship". Kualitas hidup ini sangat tergantung dari kualitas hubungan. Ini benar dalam dunia usaha, pelayanan, pernikahan dan pekerjaan.

Beberapa hal berikut ini sangat penting untuk diperhatikan dalam hal membangun dan mengelola hubungan. 'Be genuine', mulailah setiap hubungan dengan kemurnian hati, tulus dan tidak pamrih. Hubungan yang baik bisa putus dan hancur berantakan manakala ada 'udang dibalik batu'. Jika persahabatan dimotivasi pamrih dan rasa ingin memanfaatkan, hubungan tidak akan bertahan lama. Allah mengirimkan banyak sahabat dari berbagai negara, dengan sebuah maksud ilahi. Ingatlah bahwa orang-orang yang Tuhan kirim dalam hidup kita adalah 'utusan Tuhan'.

Mereka diijinkan datang dalam kehidupan supaya kita mampu menyelesaikan amanat-Nya dan menjalani rencana-Nya. Perlakukanlah sahabat Anda sebagai tamu ilahi yang istimewa.

Hal kedua yang sangat penting dalam memelihara persahabatan adalah "tidak memandang muka". Jangan pikir karena ia datang dengan mobil limosin maka ia harus diperlakukan lebih istimewa dari pada mereka yang naik becak. Sikap memandang muka merupakan pelecehan terhadap kebesaran karya Allah di dalam dunia. Pernahkan Anda sakit hati karena kehadiran Anda tidak dianggap oleh tuan rumah? Pernahkah Anda merasa tidak 'dimanusiakan' oleh pimpinan Anda? Bagaimana rasanya diabaikan dan tidak dipedulikan? Pasti menyakitkan. Ini bukan asal bicara, aku pernah mengalaminya. Menunggu di bawah pohon mangga berjam-jam tanpa diberi kepastian untuk ditemui. Apakah warna kulit, status pendidikan atau kasta harus memisahkan persahabatan? Ingatlah lagu pujian yang mengatakan bahwa Allah tidak memandang muka, dan tidak melihat harta.

Ketiga berusahalah memberi nilai plus dalam setiap persahabatan. Sahabat yang baik, selalu ingin melihat yang terbaik dari diri sahabatnya. Istilah kerennya adalah 'berinvestasi'. Investasikan waktu, pikiran, bahkan uang untuk sahabat Anda, jika ingin melihat sahabatmu bertumbuh dan menjadi maksimal. Saat para sahabat menangkap kesan bahwa Anda memberikan nilai tambah dalam hubungan, sahabat Anda akan menghargai dan mempercayai Anda. Belikan sebuah buku, doakan keluarganya dan berikan kata-kata dorongan. Semua itu akan menjadi 'investasi' yang akan menciptakan persahabatan yang berkualitas.

Keempat jadilah pendengar yang baik. Setiap orang ingin didengar. Katanya kebutuhan terbesar di dunia ini bukan kebutuhan pangan atau energi, tetapi kebutuhan untuk di dengar. 'Being heard means being loved.' Artinya, saat sahabat Anda menyadari jika dirinya didengar, ia akan merasakan bahwa dirinya dicintai. Makanya jangan suka menguasai pembicaraan alias ngewes. Kalau bicara jangan "nyrocos kaya kereta api. Jangan pula sering menyela atau interupsi saat sahabat Anda sedang bicara. Tidak heran jika firman Allah mengatakan "hendaklah kamu cepat mendengar dan lambat berkata kata, jangan sebaliknya." Kiranya keempat hal praktis di atas akan menolong kita memelihara dan memupuk hubungan yang akan meningkatkan kualitas hidup kita. Selamat mencoba....

Penulis: Pdt Paulus Wiratno
Sumber : Pdt Paulus Wiratno (diedit seperlunya tanpa mengurangi atau menambah maksud penulisan, oleh Daniel Tanamal - Jawaban.com)

Kekuatan Memberi

Di dalam kehidupan, kamu pasti pernah merasakan masa-masa dimana tak seorang pun yang mau berbelaskasihan pada masa sulitmu. Tak seorang pun yang sudi merayakan keberhasilanmu. Atau tak seorang pun yang bersedia mendengarkan, memandang, dan memperhatikan sesuatu yang berharga pada dirimu. Jangan masukkan ke dalam hati!

Manusia memang akan selalu mencari kesibukan dengan urusannya sendiri. Manusia kebanyakan mendahulukan kepentingannya sendiri. Tak perlu menyimpan kesesakan itu di dalam hati karena hanya akan membebani langkahmu.

Ringankan hidupmu dengan memberi kepada orang lain. Semakin banyak kamu memberi, semakin mudah kamu memikul hidup ini. Berdirilah di depan jendela, pandanglah keluar. Tanyakan pada diri sendiri, apa yang bisa kamu berikan pada dunia ini. Pastilah ada alasan kuat mengapa kamu hadir di sini. Bukan untuk merengek atau meminta dunia menyanjung mu.

Keberadaan mu bukan untuk kesia-siaan. Bahkan seekor cacing pun dihidupkan untuk menggemburkan tanah. Dan, sebongkah batu dipadatkan untuk menahan gunung. Alangkah hebatnya kamu dengan segala kekuatan kamu miliki, sebab orang lain belum tentu memilikinya. Kekuatan itulah yang menjadi senjatamu untuk mengubah dunia. Hal itu akan terwujud bila kamu mau memberikan dan membagikannya.

Sumber : Jawaban.com

Berdamai dengan Kelemahan Diri

Pada sebuah rumah sakit, terdapat seorang anak yang tengah sakit keras. Untuk pengobatannya, dia harus segera disuntik, agar obat bisa langsung masuk ke dalam pembuluh darahnya. Namun saat melihat jarum suntik, anak tadi langsung ketakutan. Dia pun berontak dengan menjerit dan menangis.

Karena si anak terus bergerak, dokter pun kesulitan untuk memasukkan jarum suntik. Baru setelah anak kecil ini kelelahan dan kehabisan tenaga, suntikan berhasil dilakukan. Obat masuk dalam tubuhnya dan proses penyembuhan dimulai.

Sadar atau tidak, kita sering bersikap sama seperti anak kecil tadi. Saat dihadapkan pada kenyataan pahit, sulit, dan menyakitkan kita sering berontak. Tidak jarang kita juga protes dan marah pada Tuhan, ‘kenapa hal yang menyakitkan ini sampai terjadi pada saya?’

Padahal dari peristiwa tersebut kita bisa belajar satu hal penting, yakni perlunya berdamai dengan kelemahan. Bukannya berontak, melainkan berserah diri, bergantung pada Tuhan sepenuhnya.

Karena bila begitu, Tuhan pasti akan menaungi kita dan memampukan kita hidup bersama kelemahan dengan kekuatan yang dari Tuhan. Terkadang kita dibiarkan memiliki kelemahan supaya kita belajar bergantung pada kuasa Tuhan.

Pertanyaannya adalah, ‘sudahkah kita berdamai dengan kelemahan diri sendiri? Atau masihkah kita berontak?’
Tetapi jawab Tuhan kepadaku: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” (2 Korintus 12:9)

Sumber : Jawaban.com

Belajar dari Pakis dan Bambu

Suatu hari aku memutuskan untuk berhenti. Berhenti dari pekerjaanku, berhenti dari hubunganku dengan sesama dan berhenti dari spiritualitasku. Aku pergi ke hutan untuk bicara dengan Tuhan untuk yang terakhir kalinya. "Tuhan, berikan aku satu alasan untuk tidak berhenti?

Dia memberi jawaban yang mengejutkanku. "Lihat ke sekelilingmu" , kata-Nya. "Apakah engkau memperhatikan tanaman pakis dan bambu yang ada dihutan ini?". "Ya",  jawabku. Lalu Tuhan berkata, "Ketika pertama kali Aku menanam mereka, Aku menanam dan merawat benih-benih mereka dengan seksama. Aku beri mereka cahaya. Aku beri mereka air. Pakis-pakis itu tumbuh dengan sangat cepat. Warna hijaunya yang menawan menutupi tanah. Namun, tidak ada yang terjadi dari benih bambu. Tapi, Aku tidak berhenti merawatnya.

Dalam tahun kedua, pakis-pakis itu tumbuh lebih cepat dan lebih banyak lagi. Namun, tetap tidak ada yang terjadi dari benih bambu. Tetapi Aku tidak menyerah terhadapnya. Dalam tahun ketiga tetap tidak ada yang tumbuh dari benih bambu itu, tapi Aku tetap tidak menyerah. Begitu juga dengan tahun ke empat. "

"Lalu pada tahun ke lima, sebuah tunas yang kecil muncul dari dalam tanah. Bandingkan dengan pakis, itu kelihatan begitu kecil dan sepertinya tidak berarti. Namun enam bulan kemudian, bambu ini tumbuh dengan mencapai ketinggian lebih dari 100 kaki. Dia membutuhkan waktu lima tahun untuk menumbuhkan akar-akarnya. Akar-akar itu membuat dia kuat dan memberikan apa yang dia butuhkan untuk bertahan.

Aku tidak akan memberikan ciptaanku tantangan yang tidak bisa mereka tangani. "Tahukan engkau anak-Ku, dari semua waktu pergumulanmu, sebenarnya engkau sedang menumbuhkan akar-akarmu? Aku tidak menyerah terhadap bambu itu. Aku juga tidak akan pernah menyerah terhadapmu. Tuhan berkata: "Jangan bandingkan dirimu dengan orang lain. Bambu-bambu itu memiliki tujuan yang berbeda dibandingkan dengan pakis. Tapi keduanya tetap membuat hutan ini menjadi lebih indah. Saat mu akan tiba", Tuhan mengatakan itu kepadaku.

"Engkau akan tumbuh sangat tinggi" "Seberapa tinggi aku harus bertumbuh?" tanyaku. "Sampai seberapa tinggi bambu-bambu itu dapat tumbuh?" Tuhan balik bertanya. "Setinggi yang mereka mampu?" Aku bertanya "Ya." Jawab-Nya, "Muliakan Aku dengan pertumbuhan mu, setinggi yang engkau dapat capai."

Lalu aku pergi meninggalkan hutan itu, menyadari bahwa Allah tidak akan pernah menyerah terhadap ku. Dan Dia juga tidak akan pernah menyerah terhadap Anda. Jangan pernah menyesali hidup yang saat ini Anda jalani sekalipun itu hanya untuk satu hari. Hari-hari yang baik memberikan kebahagiaan; hari-hari yang kurang baik memberikan pengalaman; kedua-duanya memberi arti bagi kehidupan ini.

Dikutip dari Jawaban.com

Friday, December 11, 2015

Belajar dari Pion Catur

Pada sebuah permainan catur, terdapat sebuah pion kecil yang sangat ingin mandiri. Dia kerap merasa kesal dan sedih dengan keterbatasannya. Di mana dia hanya bisa bergerak maju dan hanya satu ruang pada suatu waktu, terkecuali saat mengambil langkah pertamanya. “Aturan-aturan ini sangat tidak adil,” gerutunya.
Pion kecil ini juga tidak bisa menyerang lawan di depan, di samping, atau di belakangnya secara langsung. Dia hanya bisa menyerang di sudut ke depan ke kanan atau kiri. Lagi-lagi dia mengeluh bahwa perannya sangat kecil, benar-benar tidak adil.
Kalau begini, bagaimana bisa sebuah pion kecil dapat menjadi 'raja', 'kesatria', atau 'sebuah benteng'? Pion kecil ini juga kerap jengkel bila harus dihubungkan dengan pion lain untuk memiliki sebuah kekuatan. Bukan sebagai bidak lemah, dia sangat ingin bisa berdiri sendiri dan bisa berpengaruh pada permainan catur.
Satu saat di tengah permainan, pion kecil ini maju dan maju. Dia membantu timnya dengan bertahan pada tempatnya. Oleh tim lawan, pion kecil ini tidak terlalu dipedulikan. Musuh tidak akan menyerangnya, karena takut rugi.
Pada kenyataannya, Sang pemain catur ternyata menjadikan pion kecil ini sebagai kekuatannya. Saat dia berdiri di peringkat ke-7, tiba-tiba pemain catur berkata demikian kepada pion kecil, “engkaulah sekarang yang akan membawa kemenangan bagi tim ini”. Untuk semua bidak di papan catur sekalipun pion, memiliki potensi untuk dipromosikan menjadi yang terkuat dari pada yang lainnya, yakni Ratu!
Sama seperti pion, terkadang kita memandang bahwa kehadiran kita tidak akan berpengaruh besar dalam kehidupan. Kerap menggerutu dengan keterbatasan yang ada, tapi cuek dengan potensi yang ada.
Sebelumnya, coba perhatikan lagi kemana sebenarnya kita menaruh sandaran kehidupan? Apakah pada ketenaran, harta benda, atau bahkan ketergantungan pada hal-hal yang merusak diri? Bila Anda termasuk dalam golongan ini, maka belum terlambat untuk mengetahui kebenaran ini.
Satu-satunya cara menjadi pemenang dalam kehidupan ini adalah dengan bersandar pada Tuhan. Walau kita tidak yakin dengan potensi yang ada dalam diri, Tuhan jelas yang paling tahu rancangan-Nya. Untuk itu, kita perlu tahu tujuan hidup yang dari Dia dengan bersedia dipakai oleh-Nya. Baru setelah itu kita akan menemui akhir yang sama seperti pion kecil tadi dan menjadi pemenang dalam kehidupan ini.

Dikutip dari Jawaban.com

Perumpamaan Tentang Botol Kosong

Kehidupan kita seumpama ‘botol kosong’. Saat botol itu diisi air mineral, maka harganya menjadi tiga ribu rupiah. Saat diisi dengan jus buah, maka harganya berubah menjadi sepuluh ribu rupiah.
Bagaimana bila botol tersebut diisi madu hutan? Harganya tentu dikisaran ratusan ribu rupiah. Dan saat botol tersebut diisi dengan parfum ternama seperti Chanel? Dipastikan, harganya bisa mencapai jutaan rupiah.
Lalu, ceritanya tentu berbeda saat botol tersebut diisi dengan air selokan. Tidak perlu memikirkan harganya, botol ini justru akan dibuang dalam tong sampah karena tidak ada yang menyukai atau pun menginginkannya.
Setiap botol bentuknya sama, tapi isinya yang menentukan seberapa berharganya botol tersebut. Demikian pula dengan manusia, yang menjadi pembeda adalah hati, pikiran, dan jiwa masing-masing kita.
Apakah ditemukan kejujuran, kemurahan hati, dan kasih dalam kehidupan kita? Apakah orang lain bisa melihat karakter Kristus dalam diri kita? Maka dari itu, mari kita melihat kembali ‘isi’ dalam diri kita masing-masing .

Dikutip dari Jawaban.com

Wednesday, December 9, 2015

Bersukacita Selalu

Mazmur 16:2

“Aku berkata kepada TUHAN: ‘Engkaulah Tuhanku, tidak ada yang baik bagiku selain Engkau!’.”

Ada sekelompok orang yang membagi orang Kristen dalam 3 kelompok: yang suka bersukacita, yang tidak suka bersukacita, Yang suka tidak suka tetap bersukacita. Anda masuk kelompok yang mana?

Apa sebetulnya yang menjadi alasan seseorang bersukacita? Apakah harta yang banyak? Berkecukupan dalam keuangan? Jabatan yang baik? Ketenaran? Penampilan yang keren? Apapun yang kita miliki, jika kita tidak memiliki harta yang sesungguhnya, hal itu tidak akan menjamin sukacita kita.

Firman Tuhan mengajarkan dan menggambarkan bahwa hanya ada satu sumber sukacita, sumber kebahagiaan, sumber perlindungan, dan sumber keselamatan. Tidak ada sumber lainnya yang kekal di luar Tuhan. Harta dan kepunyaan kita yang terbesar adalah beriman kepada Allah. Hanya di dalam Dialah hati kita bersukacita.

Harta yang fana pada akhirnya hanya mampu memuaskan secara sementara. Sebaliknya, penyerahan diri kepada Sumber Sukacita yang sejati akan membuat kita tidak pernah goyah dan tetap bersukacita dalam setiap keadaan.

Mulai hari ini, biarlah kita selalu berserah kepada Tuhan agar sukacita-Nya selalu mengalir dari waktu ke waktu apapun keadaan yang terjadi disekeliling kita.

Meluber

Lukas 6:38 

“Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.” 

Tuhan adalah Tuhan yang berkelimpahan! Ia ingin untuk mencurahkan kelimpahan-Nya kepada kita sampai kita sedemikian berlimpah, sampai kita meluber dalam kebaikan-Nya. 

Coba perhatikan ayat di atas dimulai dengan sebuah perintah, yaitu agar kita memberi, baru kemudian dilanjutkan ‘akan diberikan’. Ini berarti bahwa pola memberi yang kita terapkan akan menggerakkan berkat Tuhan dalam hidup kita. 

Memberi dapat diibaratkan seperti benih. Bila Anda menanam benih mangga, Anda tidak akan menuai sebuah mangga. Ketika benih tersebut tumbuh menjadi pohon, maka ketika saatnya berbuah, ia menghasilkan banyak mangga untuk Anda. 

Seperti itulah yang akan terjadi ketika kita taat terhadap perintah Tuhan dalam memberi. Kita akan menuai dalam kelimpahan, yang berarti meluber bahkan sampai membanjiri. Ketika benih itu telah menjadi kelimpahan maka kita akan memiliki kerinduan untuk memberi lebih lagi. 

Apa yang Anda miliki di tangan saat ini, yang dapat digunakan untuk memberkati orang lain? Ambil langkah sesuai apa yang Tuhan tunjukkan dan lakukanlah. Anda akan membuka pintu berkat-Nya dalam setiap area hidup Anda. 

TETAPLAH INDAH

Seorang anak sambil menangis kembali ke rumah. Ia menangis semakin keras ketika bertemu ibunya. Ia merasa segala usahanya tidak dihiraukan baik oleh guru maupun teman-teman kelasnya. Ia telah  berusaha, tapi seakan-akan usahanya tidak layak dihargai. Ia menjadi benci akan teman-temannya. Ia menjengkeli gurunya.

Setelah mendengar keluhan anaknya, sang ibu bertanya, "Pernahkah engkau memperhatikan bunga bakung milik tetangga di lorong jalan ke rumah kita? Bakung itu berkembang setiap pagi & di akhir hari bunga bakung tersebut akan layu & mati. Namun sebelum mati, ia telah memberikan yang terbaik, ia telah memancarkan keindahannya."

Anak itu berhenti menangis & mendengarkan dengan sepenuh hati. "Setiap hari ia memberikan keindahan yang sama. Setiap hari ia memberikan keharuman yang sama walau kadang tak dihiraukan orang. Keindahannya tak pernah berkurang karena engkau tak pernah memperhatikannya. Ia tidak pernah bersedih bila tak diperhatikan orang, karena ia tahu bahwa dalam hidupnya ia hanya punya satu misi yakni memberikan keindahan."

Mungkin tidak gampang untuk menunjukkan keindahan kita dikala sesuatu yang berada di sekitar kita adalah kebalikannya. Namun, bukankah Tuhan Maha Menyayangi sehingga kasih-Nya masih dapat terpancar di dunia ini walau kini penuh dengan kesesakan, keputusasaan, kerusakan ?

Dan Tuhan pun menciptakan manusia dengan segala kekhasan sifat, sungguh sesuatu yang sia2  jika selama hidup kita tak pernah memberikan keindahan layaknya bunga bakung itu.

Tetaplah “ INDAH ” walau dunia tak lagi ramah. Tetaplah “ BERMANFAAT ” untuk siapapun, karena dengan siapa lagi kita hidup di dunia.

Tetaplah tersenyum & jangan lupa bahagia untuk hari ini.

Kapten dan Mercusuar

Pada malam hari, sebuah kapal berlayar di tengah lautan. Kabut yang tebal menghalangi jarak pandang sehingga kapal tersebut kehilangan arah dan melenceng ke arah timur. Antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, kapten dan awaknya menjadi sangat hati-hati dan waspada.

Tidak berapa lama, mereka melihat cahaya dari kejauhan. Cahaya tersebut seakan sedang menuju ke mereka. Melihat itu, Sang kapten meyakini bahwa cahaya tersebut berasal dari sebuah kapal yang juga kehilangan arah karena kabut tebal.

Takut terjadi tabrakan, mereka akhirnya mengirim pesan bernada keras kepada sumber cahaya tersebut dengan cepat. “Alihkan kapal Anda dua puluh lima derajat ke Utara atau Anda akan menabrak kami!”

Jawaban yang diterima cepat dan tegas. “Kami tidak bisa mengubah haluan kami. Anda yang harus mengubah arah dua puluh lima derajat ke Selatan segera!”

Hal ini langsung membuat Sang kapten marah. Dia kemudian berteriak, “Ini adalah kapten memberi peringatan kepada Anda. Ubah arah Anda ke Utara! Hindari tabrakan!”

“Tidak ada cara, Kapten! Ini adalah mercusuar. Beralihlah ke selatan dan selamatkan diri,” jawab penjaga mercusuar tersebut sambil panik.

Sadar akan bahaya, kapten segera
menyingkirkan ego- nya dan membalikkan arah kapal menjauh dari pantai secepatnya. Bersyukur, kapal dapat menghindari kecelakaan besar tepat pada waktunya.

Situasi yang sama, juga kerap terjadi dalam kehidupan kita. Seperti Sang kapten yang bersikeras bahwa orang lain yang harus berubah untuk kepentingan kita. Bukannya semakin baik, situasi justru bisa semakin buruk bila kita membiarkan ego dalam menangani konflik. Padahal solusi untuk konflik adalah sebaliknya, yakni dengan siap mengorbankan ego masing-masing.

“Berpegang pada kemarahan seperti menggenggam bara panas dengan maksud melemparkan itu pada orang lain, maka Anda adalah orang yang akan dibakar.” Bila tidak ingin situasi semakin buruk, sebaiknya hindari argumen dengan kemarahan. Karena kemarahan 'anger' adalah satu kata pendek dari bahaya ' danger '.

Pengkhotbah 10:4 "Jika amarah penguasa menimpa engkau, janganlah meninggalkan tempatmu, karena kesabaran mencegah kesalahan-kesalahan besar."

Diambil dari Jawaban.com

Tuesday, December 8, 2015

Menjadi MilikNya

Seorang pembicara yang cukup terkenal memulai seminarnya dengan mengangkat ke atas uang sebesar 20 dolar. Dalam ruangan yang diisi oleh sekitar 200 orang, ia bertanya, "Siapa yang akan menyukai uang seharga 20 dolar ini?"

Tangan-tangan mulai terangkat.

Ia berkata, "Saya akan memberikan uang 20 dolar kepada salah satu dari Anda, tetapi pertama-tama biarkan saya melakukan ini terlebih dahulu." Ia mulai menggumpalkan uang tersebut dengan tangannya. Lalu ia bertanya, "Siapa yang masih menginginkan ini?"

Masih saja tangan-tangan itu teracung.

"Baiklah " jawabnya, "Bagaimana jika saya melakukan ini?" Dan ia menjatuhkannya ke lantai dan mulai menginjak-injaknya ke lantai dengan sepatunya. Ia mengambilnya, dan sudah terlihat sangat kusut dan kotor.

"Sekarang siapa yang masih menginginkan ini?"

Masih saja tangan-tangan terangkat.

"Teman-temanku Anda semua telah mempelajari sebuah pelajaran yang sangat berharga. Tak peduli apa yang telah saya lakukan pada uang tersebut, Anda masih menginginkannya karena itu tidak menurunkan nilainya. Itu masih saja berharga 20 dolar. Sering kali di dalam kehidupan kita, kita terjatuh, dilumatkan, dan dijatuhkan ke tanah dengan kotoran oleh keputusan-keputusan yang kita buat dan situasi-situasi yang datang ke arah kita. Kita merasakan meskipun kita tak berharga. Tetapi tak perduli apa yang telah terjadi atau apa yang akan terjadi, Anda tidak akan pernah kehilangan nilai Anda di mata Tuhan. Bagi-Nya, kotor atau bersih, terlumatkan atau baik-baik saja, Anda tetaplah tak ternilai bagiNya.
Mazmur 178 menyatakan bahwa Tuhan akan menjaga kita, "sebagai biji mataNya."

Menjadi pemikiran kita bersama, keberhargaan kita tidak ditentukan oleh apa yang kita lakukan atau siapa kita tetapi MILIK SIAPAKAH KITA? Anda adalah ciptaan yang sangat spesial - Jangan pernah melupakannya!

Sumber : inspirationalarchive.com

Rencana Tuhan Selalu Baik

Sahabat orang yang percaya TUHAN akan belajar melihat kebaikan TUHAN melalui kejadian-kejadian yang TUHAN izinkan terjadi. Kisah ini akan memandunya anda..

Dua orang laki-laki mengadakan perjalanan jauh. Yang satu adalah orang saleh, tetapi yang lainnya adalah orang yang tidak percaya kepada TUHAN. Di dalam perjalanan tersebut, mereka membawa barang-barang berharga untuk dijual beserta seekor kuda, seekor ayam jantan, dan sebuah obor.

Sepanjang perjalanan, kedua orang tersebut berdiskusi tentang TUHAN. "TUHAN itu sangat baik, DIA selalu merancangkan yang baik bagi kita," kata orang yang saleh.

"Aku tidak yakin dengan apa yang engkau katakan, dan kita akan melihat apakah TUHAN memang baik selama kita melakukan perjalanan ini," jawab orang yang tidak percaya TUHAN.

Menjelang sore, tibalah kedua orang tersebut di sebuah desa dan mereka berharap ada orang yang mau menerima kedatangan mereka. Kedua orang tersebut sudah hampir mendatangi semua rumah di desa itu, tetapi tidak seorangpun yang bersedia menerima mereka. Terpaksa, kedua orang itu pergi ke hutan yang tidak jauh dari desa itu. "Kau bilang TUHAN itu baik," kata orang yang tidak percaya TUHAN. "Ya, pasti menurut TUHAN, bermalam di hutan ini merupakan yang terbaik bagi kita." Setelah menambatkan kuda, mereka pun memasang tenda.

Tidak lama berselang, terdengarlah suara binatang buas di tempat dimana mereka menambatkan kuda, dan ternyata seekor singa menerkam kuda mereka. Kedua orang itu pun cepat-cepat menyelamatkan diri dengan memanjat pohon besar di sekitar mereka. "Masih beranikah kau mengatakan bahwa TUHAN itu baik?" kata orang yang tidak percaya TUHAN. "Tahukah kau, kalau singa itu tidak menerkam kuda, maka ia pasti menerkam kita. TUHAN memang baik."

Mereka masih berada di atas pohon ketika hembusan angin yang cukup kencang memadamkan obor mereka. Sedangkan obor itu merupakan satu-satunya penghangat yang mereka miliki di tengah cuaca yang begitu dingin. "Kelihatannya kebaikan TUHAN begitu nyata sepanjang malam ini" kata orang yang tidak percaya TUHAN dengan nada sinis.

Keesokan harinya, kedua orang itu kembali masuk desa untuk mencari makanan. Melihat keadaan desa yang porak poranda, mengertilah mereka bahwa tadi malam desa tersebut telah dijarah oleh sekelompok perampok. "Telah terbukti bahwa TUHAN memang baik. Jika saja tadi malam kita menginap di desa ini, maka barang-barang kita yang berharga pasti ikut dirampok dan kalau saja angin tidak memadamkan obor kita. Maka perampok2 itu pasti bisa melihat barang2 kita dengan jelas karena kita memasang tenda tidak jauh dari jalan menuju desa ini."

Jangan pernah menilai TUHAN hanya melalui sepotong kejadian, tetapi percayalah bahwa DIA selalu bekerja untuk kebaikan kita melalui banyak perkara. Keindahan karya seseorang akan kelihatan setelah karya itu selesai.

Diambil dari Jawaban.com

3 Cara Aman Ciptakan Kompromi Sehat dalam Pernikahan

Wajar saja bila setiap orang memiliki pendapat yang berbeda. Tidak terkecuali bagi pasangan suami istri. Perbedaan pendapat dalam kehidupan pernikahan terkadang memang sulit untuk dipersatukan, namun bukan berarti mustahil.

Inilah alasan kenapa pasangan membutuhkan kompromi sehat dalam kehidupan berumah tangga. Di mana masing-masing pihak berusaha saling menghargai pendapat masing-masing, tanpa menyulut pertengkaran. 

Saat keduanya berusaha untuk kompromi, maka mereka telah menemukan kebenaran yang penting dalam pernikahan, bahwa tidak ada yang namanya ‘pemenang’ atau ‘pecundang’. Karena menikah bukan tentang siapa yang menang atau kalah, tapi bagaimana keduanya bisa bekerja sama dalam mencari solusi. 

Melansir Familyshare (22/10), berikut tiga cara yang bisa dilakukan untuk menciptakan kompromi yang sehat bagi suami dan istri dengan impian yang berbeda:

1. Temukan prioritas bersama

Suami dan istri harus sadar bahwa ada nilai dan prioritas yang perlu dipertimbangkan ada juga yang tidak. Misalnya, egois dalam menentukan pilihan warna cat ruang tamu masing-masing. Hal ini benar-benar tidak layak untuk Anda berdua harus sampai ‘perang dingin’. 

2. Bukan diam

Diam tidak akan menyelesaikan masalah. Inilah alasan kenapa pernikahan membutuhkan komunikasi transparan dan jujur, terutama saat terjadi konflik. Bagaimana mungkin pasangan akan tahu apa yang kita inginkan, bila kita memilih diam? Hal ini sama saja dengan menyabotase keintiman dalam pernikahan. 

3. Menghargai pasangan

Apakah Anda lebih bangga saat ego Anda tercapai, atau lebih bangga saat Anda mampu menghargai pasangan? Ketahuilah bahwa rendah hati bukan berarti Anda tidak memikirkan diri sendiri. Sekali lagi diingatkan, bahwa dalam pernikahan tidak ada pemenang dan pecundang. Jadi saat Anda bisa saling menghargai prinsip masing-masing, ketahuilah bahwa kalian sedang memperjuangkan kebahagiaan bersama. 

Dikutip dari Jawaban.com

Air Pahit

1 Korintus 1:18

“Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah.”

Sedalam apapun sumur air pahit dimana kita sedang berada, orang percaya tetap memiliki pengharapan di dalam Dia. Apapun kondisi, tantangan dan pergumulan yang sedang dialami orang percaya, jangan lepaskan pengharapan, jangan tinggalkan asa. Berani berharap merupakan sebuah asset yang berharga dalam sebuah peperangan.

Dalam tragedy 11 September di World Trade Centre, Frank Silecchia, seorang pandai besi yang membantu mencari orang-orang yang tertimbun, melihat ada 2 tiang baja berbentuk salib berdiri tegak di tengah reruntuhan. Ia kerap membawa pengunjung yang sedang bersedih dan kehilangan untuk melihat simbol kasih Tuhan itu. Mayoritas mereka dihibur dan dikuatkan dengan keyakinan akan adanya hadirat Ilahi dalam tragedi tersebut.

Sesungguhnya, salib adalah jawaban dari setiap penderitaan dan kejahatan yang ada di dunia. Yesus telah mengambil alih penderitaan tersebut melalui kematian-Nya di atas kayu salib. Sampai hari ini, kematian-Nya di kayu salib tetap berkuasa mengubah air pahit menjadi semanis madu.

Pandanglah kepada salib Yesus, Ia akan mengubah segala penderitaan menjadi kegirangan. Beranilah berharap kepada-Nya!