Popular Posts

Saturday, May 3, 2014

5 Pelajaran di Balik Dosa Seksual Daud

5 Pelajaran di Balik Dosa Seksual Daud

2 Samuel 11-12 mengisahkan bagaimana Raja Daud, yang Tuhan sebut sebagai “yang berkenan d hati-Nya” (Kis 13:22; 1 Sam 13:14), justru melakukan dosa perzinahan. Ada beberapa pelajaran yang bisa kita tarik dari peristiwa ini:
1. Tak Seorang Pun Kebal Godaan
Ketika masih belia, Daud mampu mengalahkan seorang raksasa. Lalu, Tuhan memilihnya menjadi raja Israel yang kedua. Alkitab juga mengatakan bahwa Daud adalah seorang prajurit yang luar biasa(1 Sam 18: 7-8). Namun apa yang terjadi? Ia tetap saja masih jatuh oleh godaan hawa nafsu. Demikian juag seharusnya kita tidak berpikir bahwa kita sudah sampai pada tahap kehidupan atau keadaan rohani di mana kita tidak akan lagi digoda oleh dosa. Kita harus tetap menjaga hubungan dekat dengan Tuhan, sehingga Ia menguatkan kita untuk mengalahkan godaan. Kita tidak akan pernah bisa cukup kuat pada saat kita mengandalkan kekuatan sendiri.
2. Ikut Kehendak Tuhan = Terhindar Dari Godaan
“Pada pergantian tahun, pada waktu raja-raja biasanya maju berperang, maka Daud menyuruh Yoab maju beserta orang-orangnya dan seluruh orang Israel …” (2 Sam 11:1). Perhatikan kalimat: “ pada waktu raja-raja biasanya maju berperang!” apakah Daud berperang? Tidak! Ia tidak berada di tempat di mana ia seharusnya berada, yakni medan perang. Bukannya berada di medan perang, Daud malah tinggal di rumah menikmati kesendiriannya, sehingga akhirnya jatuh dalam godaan. Keadaan ini menggambarkan betapa kita akan menjadi seseorang yang rawan digoda dan bahkan jatuh saat kita menyimpang dari kehendak Tuhan.
3. Jangan Biarkan Dosa Mengakar Dalam Pikiran
Ketika Daud berjalan-jalan di atap istana, ia melihat seorang wanita bernama Batsyeba sedang mandi. Namun bukannya berpaling, menjauhkan diri dari dosa seksual (1 Kor 6:18) dan mencari wajah Tuhan, ia justru seakan-akan tidak mau melewatkannya dan membiarkan dosa bersemayam dalam hatinya. Ketika hatinya sudah diambil alih oleh dosa, maka ia pun melakukan dosa bersama dengan Batsyeba yang akhirnya mengandung (2 Sam 11:2-5). Begitulah, apabila dibiarkan masuk dan tidak segera digantikan, dosa akan segera mngakar kuat dalam pikiran kita. Kalau sudah demikian, mewujudkannya dalam perbuatan dosa rasanya hanya tinggal menunggu waktu.
4. Menyembunyikan Dosa Berujung ke Dosa Lain
Daud mencoba menutupi perzinahannya dengan memanggil kembali suami Batsyeba dari medan perang. Daud berharap mereka akan tidur bersama sehingga kehamilan Batsyeba tidak mencurigakan. Namun, suami Batsyeba tidak mau tidur bersama istrinya sementara yang lain sedang berjuang di medan perang. Daud tidak menyerah, bukannya mengakui perbuatannya, ia mencoba cara lain. Ia kembali mengirim suami Batsyeba ke medan perang, di barisan depan sehingga peluang tewasnya semakin besar. Ini dilakukan untuk menutupi perbuatan dosanya. Ya, dosa pada akhirnya akan berujung pada dosa lain jika yang berbuat dosa tidak mengakuinya di hadapan Tuhan dan bertobat.
5. Tuhan Mengampuni Perzinahan Ketika Ada Pertobatan
2 Sam 12:1-15 menisahkan Yonatan, sahabat Daud, yang menegur Daud karena dosanya. Sang raja pun akhirnya sangat menyesal dan bersedih ketika ia kemudian menyadari  telah sangat mendukakan hati Tuhan. Daud bertobat, meminta pengampunan Tuhan, dan mendapatkan ampunan. Hari ini, Tuhan juga memberikan pengampunan yang sama. Saat seseorang dating kepada Yesus, dengan mengakui dosa dan bertobat, Tuhan menghapus segala rasa bersalah, malu dan konsekuensi masa depan yang dosa itu mungkin abwa. Ketika menyerahkan hidup kepada Tuhan, seseorang menjadi ciptaan baru (2 Kor 5:17); ia tidak lagi tidak berdaya menolak godaan, melainkan mampu melawannya bersama Roh Kudus  yang tinggal dalam hatinya. 

Diambil dari Renungan Harian Spirit Februari 2014

No comments:

Post a Comment