Popular Posts

Thursday, January 24, 2013

Kekuatan Doa


Seorang pemuda mengikuti pendalaman Alkitab Rabu malam. Pastor mengajarkan mengenai bagaimana mendengarkan Allah dan mematuhi suara Tuhan.

Pemuda itu terus berpikir, “Apakah Allah masih berbicara kepada manusia?”

Setelah pelajaran selesai ia pergi dengan teman-temannya untuk menikmati makanan kecil dan membahas pelajaran. Beberapa di antara mereka bercerita mengenai bagaimana Allah menuntun mereka dengan berbagai jalan.

Saat itu  sekitar pukul sepuluh malam ketika pemuda itu mengendarai mobil pulang.

Duduk di mobilnya, ia mulai berdoa, “Tuhan… jika Kau masih berbicara kepada manusia, bicaralah kepadaku. Aku akan mendengarkan. Aku akan melakukan yang terbaik untuk mematuhinya.”

Ketika ia mengendarai di jalan raya, ia mendapatkan pikiran yang aneh, untuk berhenti dan membeli segalon susu.

Ia menggelengkan kepalanya dan berkata lantang, “Tuhan, apakah ini Engkau?”

Ia tidak mendapat jawaban dan mulai berjalan kembali menuju rumah.


Tetapi sekali lagi, pikiran itu, membeli segalon susu. Pemuda itu berpikir mengenai Samuel dan bagaimana ia tidak mengenali suara Allah, dan bagaimana Samuel kecil berlari kepada Eli.

“Baiklah, Tuhan, barangkali ini Engkau, aku akan membeli susu.”

Sepertinya tidak terlalu susah ujian kepatuhan ini. Ia dapat menggunakan susu itu. Ia lalu berhenti dan membeli segalon susu dan kembali menuju rumah.

Ketika ia melewati Seventh Street, ia mulai merasakan kembali keinginan, “Belok ke jalan itu.”

Ini gila pikirnya dan mengendarai melewati perempatan itu. Kembali, ia merasa harus berbelok di Seventh Street. Di perempatan berikutnya, ia kembali dan menuju Seventh Street.

Setengah bercanda, ia berkata lantang, “Baiklah, Tuhan, aku patuh.”

Ia mengendarai beberapa blok. Ketika tiba-tiba, ia merasa harus berhenti. Ia memarkir mobilnya di pinggir jalan dan melihat sekeliling. Ia berada di sekitar daerah rumah toko. Bukan daerah mewah tetapi juga bukan yang kumuh. Toko-toko sudah tutup dan hampir semua rumah kelihatan gelap seakan penghuninya telah berada di tempat tidur.

Kembali, ia merasakan sesuatu, “Pergi dan berikan susu itu kepada orang di rumah seberang jalan.”

Pemuda itu melihat ke arah rumah tersebut. Rumah itu gelap dan sepertinya penghuninya telah pergi atau mereka telah tertidur. Ia mulai membuka pintu dan kemudian duduk kembali di mobil.

“Tuhan, ini sinting. Orang-orang itu sudah tertidur dan jika aku membangunkan mereka, mereka akan marah-marah dan aku akan kelihatan tolol.”

Kembali, ia merasa sepertinya ia harus pergi dan memberikan susu itu.

Akhirnya, ia membuka pintu, “Baiklah Tuhan, jika ini Engkau, aku akan pergi kesana dan memberikan susu kepada mereka. Jika Kau mau aku kelihatan seperti orang gila, baiklah. Aku ingin patuh. Aku rasa ini berarti, tetapi jika mereka tidak segera menjawab, aku  akan segera pergi dari sini.”

Ia menyebrangi jalan dan membunyikan bel.

Ia dapat mendengar suara di dalam. Suara seorang pria berteriak, “Siapa itu? Apa yang kau inginkan?”

Kemudian pintu terbuka sebelum pemuda itu sempat kabur.

Pria itu berdiri di sana memakai jeans dan T-shirt. Ia kelihatan seperti baru bangun dari tidur. Ia memandang aneh dan ia sepertinya tidak senang mendapati orang asing berdiri di depan rumahnya.

“Ada apa?”

Pemuda itu mengangsurkan galon susu, “Ini, aku berikan ini untukmu.”

Pria itu mengambil susu itu dan bergegas ke lorong rumah berteriak dalam bahasa Spanyol. Kemudian dari dalam keluar seorang wanita membawa susu menuju ke dapur. Pria itu mengikutinya dan menggendong seorang bayi. Bayi itu menangis.

Pria itu berlinangan air mata di wajahnya.

Pria itu mulai berbicara setengah menangis. “Kami baru saja berdoa. Kami mendapat banyak tagihan dalam jumlah besar bulan ini dan kami kehabisan uang. Kami tidak punya susu untuk bayi kami. Saya baru saja berdoa dan meminta Tuhan untuk menunjukkan bagaimana untuk mendapatkan susu.”

Istrinya dari dalam dapur berteriak, “Saya memintaNya untuk mengirimkan seorang Malaikat untuk membawakannya. Apakah anda Malaikat?”

Pemuda itu merogoh dompetnya dan mengeluarkan semua uangnya dan memberikannya ke tangan pria itu. Ia berbalik dan berjalan menuju mobilnya dan air mata berlinangan di wajahnya. Ia tahu bahwa Allah masih menjawab para pendoa.



No comments:

Post a Comment