Oleh: Tidak Diketahui
Penterjemah: HW
Pada jaman dahulu
hiduplah seorang pemuda di sebuah tempat yang jauh yang bernama Tanow. Pemuda
tersebut adalah seorang anak periang dan tidak peduli terhadap sekelilingnya.
Ia mempunyai sahabat kecil yang istimewa, yaitu seekor burung kolibri biru. Ia
tidak mempunyai banyak sahabat karib, namun keduanya merupakan sahabat karib
yang tak terpisahkan. Pemuda itu demikian sayangnya terhadap si kolibri biru
sehingga ia membuat rumah-rumahan untuk burung tersebut. Si kolibri biru pun
menyayangi pemuda sahabatnya tersebut dan selalu terbang mengikuti ke mana saja
si pemuda pergi.
Sejalan dengan
berlalunya waktu, kasih sayang di antara mereka berdua juga semakin
bertambah-tambah. Sampai suatu hari pemuda tersebut bertemu dengan seorang gadis
yang cantik di sekolah. Gadis tersebut berambut pirang, bermata biru, dengan
senyumnya yang mungil menawan.
Saat itu acara
pesta dansa terbesar sepanjang tahun di Tandow sedang akan berlangsung. Si
pemuda berpikir keras bagaimana caranya mengajak si gadis untuk menjadi
pasangannya di pesta dansa nanti. Sepanjang hari ia mengumpulkan segenap
keberaniannya. Akhirnya, saat sekolah usai, ia menghampiri gadis itu dan
mengajaknya ke pesta dansa.
Gadis ini adalah
seorang gadis yang sangat populer di sekolahnya. Ia merasa tidak enak bila
harus terlihat bersama dengan seseorang yang sangat memperhatikannya. Namun, ia
tidak mau menyakiti hati pemuda tersebut.
Akhirnya, si gadis
menemukan cara agar ia tidak perlu menjawab dengan kata-kata ‘ya’ atau ‘tidak’
terhadap ajakan si pemuda. Ia berkata kepada si pemuda bahwa ia bersedia diajak
ke pesta dansa olehnya jika si pemuda membawakannya setangkai mawar merah. Hal
ini menyakitkan hati si pemuda sebab ia tahu bahwa di Tandow tidak pernah ada
mawar berwarna merah. Yang ada hanya mawar putih saja. Si pemuda menggerutu
sepanjang jalan menuju rumahnya. Dia tak habis berpikir mengapa si gadis tidak
meminta mawar putih saja. Ada ratusan mawar putih yang terhampar di halaman
depan rumahnya.
Ia tidak menyadari
sahabatnya si burung kolibri terbang mengikutinya sebab ia sedang menyesali
nasibnya. Si kolibri demikian menyayanginya sehingga ia tahu bahwa sahabatnya
itu sedang dirundung masalah. Burung tersebut terbang mendekat sementara si
pemuda meneruskan gerutunya sepanjang jalan. Jelaslah sudah bagi si kolibri
bahwa sahabatnya itu sedang mengalami masalah yang amat serius. Burung itu
tidak dapat beristirahat sepanjang malam. Ia memikirkan bagaimana cara menolong
sahabatnya tersebut.
Akhirnya, saat
fajar menyingsing, si burung mendapatkan cara bagaimana ia dapat menolong si
pemuda. Burung kolibri kecil itu terbang ke arah semak-semak mawar seraya
mencari mawar putih paling besar yang batang berdurinya terletak tepat di atas
bunganya. Setelah menemukannya, ia terbang menabrakkan dirinya yang kecil itu
ke arah duri tersebut dengan segenap kekuatan sayapnya. Duri tersebut menusuk
tubuhnya sedemikian rupa sehingga kesakitanlah ia. Tetesan darahnya yang
bagaikan air mata berwarna merah itu mulai mengucur membasahi kelopak bunga
mawar berwarna putih tersebut.
Ketika si pemuda
bersiap-siap pergi ke sekolah dilihatnya setangkai mawar berwarna merah ada di
tengah-tengah semak bunga mawar putih. Ia tidak dapat mempercayai matanya. Ia
berlari ke arah mawar merah tersebut serta mencabut tangkainya. Dalam suka
citanya ia tidak melihat seonggok tubuh kecil tak bernyawa yang tergeletak di
tengah genangan darah di bawah semak-semak.
Dengan gembiranya
ia membawa mawar merah itu ke sekolah. Sebelum ia sampai di sekolah, sekumpulan
anak-anak muda yang sedang bermain sepak bola di lapangan memanggilnya untuk
turut bermain bola dengan mereka. Jawaban pertama yang terlintas di benaknya
adalah menolak ajakan tersebut karena ia memiliki pekerjaan yang lebih penting
dari hanya sekedar bermain bola. Namun, anak-anak tersebut terus mendesaknya
bermain sebab mereka sangat membutuhkan dirinya agar kedua kesebelasan menjadi
genap jumlah pemainnya.
Ia melihat ke arah
mawar merah, kemudian berpaling ke arah anak-anak itu, lalu kembali menoleh ke
arah mawar merah. Akhirnya ia berkata kepada dirinya sendiri, “Ah!!! Bukankah
si gadis toh tidak terlalu suka pergi dengan aku?”
Ia lalu membuang
mawar merah tersebut dan berlari ke arah kerumunan anak-anak untuk turut
bermain sepak bola.
Anda mungkin sudah menemukan
perumpamaan tersebut sebagai berikut:
- Pemuda
tersebut ialah gambaran diri kita
- Burung kolibri
menggambarkan Yesus Kristus
- Gadis
menggambarkan kehidupan kekal
- Mawar merah
melambangkan pertobatan
- Sepak bola
melambangkan hal-hal duniawi yang seringkali kita anggap sangat penting
dalam kehidupan
No comments:
Post a Comment