5 Pelajaran di Balik Dosa Seksual Daud
2 Samuel 11-12 mengisahkan bagaimana Raja Daud, yang Tuhan
sebut sebagai “yang berkenan d hati-Nya” (Kis 13:22; 1 Sam 13:14), justru
melakukan dosa perzinahan. Ada beberapa pelajaran yang bisa kita tarik dari peristiwa
ini:
1. Tak Seorang Pun Kebal Godaan
Ketika masih belia, Daud mampu mengalahkan seorang raksasa.
Lalu, Tuhan memilihnya menjadi raja Israel yang kedua. Alkitab juga mengatakan
bahwa Daud adalah seorang prajurit yang luar biasa(1 Sam 18: 7-8). Namun apa
yang terjadi? Ia tetap saja masih jatuh oleh godaan hawa nafsu. Demikian juag
seharusnya kita tidak berpikir bahwa kita sudah sampai pada tahap kehidupan
atau keadaan rohani di mana kita tidak akan lagi digoda oleh dosa. Kita harus
tetap menjaga hubungan dekat dengan Tuhan, sehingga Ia menguatkan kita untuk
mengalahkan godaan. Kita tidak akan pernah bisa cukup kuat pada saat kita
mengandalkan kekuatan sendiri.
2. Ikut Kehendak Tuhan = Terhindar Dari Godaan
“Pada pergantian tahun, pada waktu raja-raja biasanya maju
berperang, maka Daud menyuruh Yoab maju beserta orang-orangnya dan seluruh
orang Israel …” (2 Sam 11:1). Perhatikan kalimat: “ pada waktu raja-raja
biasanya maju berperang!” apakah Daud berperang? Tidak! Ia tidak berada di
tempat di mana ia seharusnya berada, yakni medan perang. Bukannya berada di
medan perang, Daud malah tinggal di rumah menikmati kesendiriannya, sehingga
akhirnya jatuh dalam godaan. Keadaan ini menggambarkan betapa kita akan menjadi
seseorang yang rawan digoda dan bahkan jatuh saat kita menyimpang dari kehendak
Tuhan.
3. Jangan Biarkan Dosa Mengakar Dalam Pikiran
Ketika Daud berjalan-jalan di atap istana, ia melihat
seorang wanita bernama Batsyeba sedang mandi. Namun bukannya berpaling,
menjauhkan diri dari dosa seksual (1 Kor 6:18) dan mencari wajah Tuhan, ia
justru seakan-akan tidak mau melewatkannya dan membiarkan dosa bersemayam dalam
hatinya. Ketika hatinya sudah diambil alih oleh dosa, maka ia pun melakukan
dosa bersama dengan Batsyeba yang akhirnya mengandung (2 Sam 11:2-5). Begitulah,
apabila dibiarkan masuk dan tidak segera digantikan, dosa akan segera mngakar
kuat dalam pikiran kita. Kalau sudah demikian, mewujudkannya dalam perbuatan
dosa rasanya hanya tinggal menunggu waktu.
4. Menyembunyikan Dosa Berujung ke Dosa Lain
Daud mencoba menutupi perzinahannya dengan memanggil kembali
suami Batsyeba dari medan perang. Daud berharap mereka akan tidur bersama
sehingga kehamilan Batsyeba tidak mencurigakan. Namun, suami Batsyeba tidak mau
tidur bersama istrinya sementara yang lain sedang berjuang di medan perang.
Daud tidak menyerah, bukannya mengakui perbuatannya, ia mencoba cara lain. Ia
kembali mengirim suami Batsyeba ke medan perang, di barisan depan sehingga
peluang tewasnya semakin besar. Ini dilakukan untuk menutupi perbuatan dosanya.
Ya, dosa pada akhirnya akan berujung pada dosa lain jika yang berbuat dosa
tidak mengakuinya di hadapan Tuhan dan bertobat.
5. Tuhan Mengampuni Perzinahan Ketika Ada Pertobatan
2 Sam 12:1-15 menisahkan Yonatan, sahabat Daud, yang menegur
Daud karena dosanya. Sang raja pun akhirnya sangat menyesal dan bersedih ketika
ia kemudian menyadari telah sangat
mendukakan hati Tuhan. Daud bertobat, meminta pengampunan Tuhan, dan
mendapatkan ampunan. Hari ini, Tuhan juga memberikan pengampunan yang sama.
Saat seseorang dating kepada Yesus, dengan mengakui dosa dan bertobat, Tuhan
menghapus segala rasa bersalah, malu dan konsekuensi masa depan yang dosa itu
mungkin abwa. Ketika menyerahkan hidup kepada Tuhan, seseorang menjadi ciptaan
baru (2 Kor 5:17); ia tidak lagi tidak berdaya menolak godaan, melainkan mampu
melawannya bersama Roh Kudus yang
tinggal dalam hatinya.
Diambil dari Renungan Harian Spirit Februari 2014