Popular Posts

Tuesday, February 17, 2015

Mengasihi Firman-Nya

Hidup yang mengasihi Tuhan adalah hidup yang mengasihi apa yang Ia katakan. Ya, kita mengasihi Tuhan ketika kita mengasihi firman-Nya, yakni dengan:

1. Mengakui Kebenaran-Nya
Banyak isu berkembang di luar untuk menyerang kebenaran Alkitab. Bahwa Alkitab tidak konsisten, banyak celanya, dan hanya karangan manusia belaka. Bagaimana dengan kita sendiri? Jika kita memang mengasihi firman-Nya, maka dengan iman percaya tentu kita akan mengakuinya sebagai kebenaran yang tidak bersalah. Bahwa Alkitab memang ditulis manusia tapi atas wahyu dari Allah sendiri. Tidak mungkin kita berkata kita mengasihi-Nya namun di sisi lain kita curiga akan kebenaran firman-Nya.

2. Membaca Firman-Nya
Seberapa rindu kita membaca firman-Nya? Sungguh aneh rasanya jika kita berkata kita mengasihi-Nya namun tidak pernah memiliki keinginan untuk membaca "surat" dari-Nya dan malah selalu ada waktu untuk membaca koran, novel, majalah, dan lain sejenisnya.

3. Mempelajari Firman-Nya
Tidak sekadar membaca sambil lalu, kita juga seharusnya mempelajari firman-Nya jika kita memang mengasihi-Nya. Memang dibutuhkan waktu dan usaha lebih untuk melakukannya, sebab kita harus memperhatikan segala aspek dalam firman yang kita baca tersebut. Meski demikian, semakin kita banyak mempelajarinya, semakin banyak pula berkat yang akan kita dapatkan.

4. Merenungkan Firman-Nya
Setelah membaca dan mempelajari, maka kita juga perlu merenungkannya. Merenungkan adalah tindakan reflektif yang korektif. Merenungkan Firman-Nya berarti menanyakan pada diri sendiri mengenai apakah kita sudah melakukan apa yang sebelumnya kita pelajari. Jika belum, komitmen apa yang akan kita ambil. Namun jika sudah, apakah yang menjadi motivasi kita dalam melakukannya -- apakah semata untuk memuliakan-Nya atau ternyata ada maksud lain.

5. Memegang Teguh Prinsip Sola Scriptura
Prinsip Sola Scriptura (Hanya Alkitab) dari Martin Luther seharusnya menjadi prinsip hidup kita. Menjunjung tinggi prinsip ini berarti menjadikan Alkitab sebagai standar kebenaran; yang menjadi patokan kita untuk menguji segala doktrin Kristen dan dunia ini. Juga, yang kedua, menjadikan firman-Nya sebagai standar kehidupan; yang menjadi satu-satunya acuan kita dalam menjalani segala macam ranah kehidupan dan relasi (pendidikan, pekerjaan, rumah tangga, dan sebagainya).

No comments:

Post a Comment