Ketika
mereka sedang berlari-lari, salah satu dari para salesman ini tidak sengaja
menendang sebuah meja yang digunakan untuk menjual apel. Dan apel-apel itu
beterbangan. Tanpa berhenti atau menoleh ke belakang, mereka semua akhirnya
berhasil masuk ke dalam pesawat dalam detik-detik terakhir pesawat itu tinggal
landas.
Semua,
kecuali satu. Dia berhenti, menghela napas panjang, bergumul dengan perasaannya
lalu tiba-tiba rasa kasihan menyelimuti dirinya untuk gadis yang menjual apel.
Ia berkata kepada rekan-rekannya untuk pergi tanpa dirinya, melambaikan tangan,
meminta salah satu temannya untuk menelpon istrinya ketika mereka sampai di
tempat tujuan untuk memberitahukan bahwa
ia akan mengambil penerbangan yang berikutnya. Kemudian, ia kembali ke pintu
terminal yang berceceran dengan banyak sekali buah apel di lantai.
Salesman
ini merasa lega ketika ia tiba di sana. Gadis yang berumur 16 tahun ini buta!
Gadis tersebut sedang menangis sesegukan, air matanya mengalir turun di
pipinya, dan gadis itu sedang berusaha untuk meraih buah-buah apel yang
bertebaran di antara kerumunan orang-orang yang bersliweran di sekitarnya,
tanpa seorang pun berhenti, atau pun cukup peduli untuk membantunya.
Salesman
itu berlutut di lantai di sampingnya, mengumpulkan apel-apel tersebut,
menaruhnya kembali ke dalam keranjang dan membantu memajangnya di meja seperti
semula. Seketika itu, ia menyadari bahwa banyak dari apel-apel itu rusak, dan
ia mengesampingkan apel yang rusak ke dalam keranjang yang lain.
Setelah
selesai, pria ini mengeluarkan uang dari dompetnya dan berkata kepada si gadis
penjual, "Ini, ambillah $20 untuk semua kerusakan ini. Apakah kau tidak
apa-apa?"
Gadis
itu mengangguk, masih berlinang air mata.
Pria
itu melanjutkan dengan, "Saya harap kita tidak merusak harimu begitu
parah."
Ketika
pria ini mulai beranjak pergi, gadis penjual yang buta ini memanggilnya,
"Tuan..."
Pria
ini berhenti, dan menoleh ke belakang untuk menatap kedua matanya yang buta.
Gadis
ini melanjutkan, "Apakah engkau Yesus?"
Ia
terpana. Kemudian dengan langkah yang lambat ia berjalan masuk untuk mengejar
penerbangan berikutnya. Dan pertanyaan itu terus menerus berbicara di dalam
hatinya, "Apakah kau Yesus?"
Apakah orang-orang mengira engkau Yesus?
Bukankah itu tujuan hidup kita? Untuk menjadi serupa dengan Yesus sehingga
orang-orang tidak dapat melihat perbedaannya ketika kita hidup dan berinteraksi di dalam dunia
yang buta dan tidak mampu melihat kasih, anugrah dan kehidupanNya... Jika kita
mengakui bahwa kita mengenal Dia, kita harus hidup, berjalan, dan bertindak
seperti Yesus. Mengenal Yesus adalah lebih dalam daripada hanya sekedar
mengutip kata-kata dari Alkitab dan pergi beribadah di gereja. Mengenal Yesus
adalah menghidupi FirmanNya hari demi hari. Anda adalah seperti buah apel
tersebut di mata Allah meskipun kita rusak dan menjadi cacat ketika kita
terjatuh. Allah berhenti mengerjakan apa yang sedang Ia kerjakan, mengangkat
Anda dan saya ke suatu bukit yang bernama Kalvari dan membayar penuh semua
kerusakan kita. Mari mulai jalani hidup sesuai dengan harga yang telah
dibayarkanNya.
Diambil dari Kumpulan Cerita Mutiara Hati
Diambil dari Kumpulan Cerita Mutiara Hati